Direktur IPI: Kemarahan Risma Karena Karakter Yang Emosional

Laporan: Ria
Kamis, 15 Juli 2021 | 02:20 WIB
Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo/Net
Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo/Net

SinPo.id -  Pernyataan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, persoalannya terletak pada konteks penekanan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dinilai terlambat. 

Demikian Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, menanggapi ancaman Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang akan memindahkan sejumlah ASN ke Papua saat meninjau dapur umum PPKM darurat di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat.

Jika melihat pada kronologi yang terjadi, menurut Karyono, substansinya lebih pada peningkatan kedisiplinan dan kepekaan sosial ASN. 

"Penekanannya lebih pada persoalan antara niat untuk memperbaiki kinerja ASN dengan karakter kepemimpinan Risma yang meledak-ledak dan emosional," Kata Karyono kepada SinPo, Rabu (14/7). 

Karyono menilai, pernyataan yang keluar dari Risma, dipengaruhi oleh karakter personal yang sensitif dan temperamental ketika melihat kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. 

Namun demikian, menurut karyono, dalam kontek etika komunikasi, pernyataan tersebut tetap kurang etis, penyataan tersebut seharusnya tidak keluar apabila di ruang publik. 

"Meski begitu, dalam konteks etika komunikasi, pernyataan tersebut tetap kurang etis. Diksi tersebut semestinya tidak perlu disampaikan, apalagi secara terbuka," ucap Karyono. 

Menurutnya, pernyataan yang akan memindahkan ASN ke Papua bisa diartikan sebagai bentuk ancaman yang menakut-nakuti meskipun di balik itu tujuannya adalah untuk memotivasi ASN agar lebih baik kinerjanya. 

"Pernyataan Risma tersebut dipengaruhi oleh anekdot yang sudah menjadi fenomena sosial, dimana selama ini memang ada kekhawatiran di kalangan ASN maupun pegawai swasta jika dipindah di Papua," tuturnya. 

Tetapi kata "Papua" dalam konteks ini bukan sebagai penghinaan yang berbau rasialis, dalam analisis Karyono, konteks Papua lebih dipahami karena kondisi geografis yang jauh dan ekstrem. Selain itu, tidak dipungkiri, dalam persepsi publik, dahulu Papua dipandang masih terbelakang. "Terlalu jauh ketimpangannya dengan wilayah lain," demikian Karyono.sinpo

Komentar: