Kemenag Jamin Konsumsi Jamaah Haji Aman Selama di Makkah, Tiga Kali Sehari

Laporan: Khaerul Anam
Kamis, 23 Mei 2024 | 05:42 WIB
Makanan jemaah haji Indonesia (SinPo.id/Kemenag)
Makanan jemaah haji Indonesia (SinPo.id/Kemenag)

SinPo.id - Komitmen pemerintah untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia diwujudkan salah satunya dengan memberikan konsumsi secara penuh di Kota Makkah Al-Mukaromah. 

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah menyiapkan 84 kali konsumsi selama di Makkah dan 15 kali ditambah 1 kali snack saat masa puncak haji di Arafah, Muzdalifa, dan Mina (Armuzna)

“Khusus tahun ini alhamdulillah jemaah Indonesia selama di Arab Saudi akan mendapatkan konsumsi secara penuh di Makkah, Madinah, maupun di masyair (Armuzna). Mereka akan makan 3 kali sehari dengan menu yang sudah disesuaikan dengan cita rasa Nusantara, Indonesia," kata Kasie Konsumsi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah Beny Darmawan di Kantor Daker Makkah, Rabu, 22 Mei 2024.

“Karena sudah mendapat full makan, jemaah yang masih di Tanah Air tidak usah membawa makanan seperti beras dan lainnya,” ujarnya.

84 Kali Makan Selama 28 Hari

Jemaah haji Indonesia akan berada di Kota Makkah selama lebih kurang 28 hari. Selama itu, jemaah akan mendapat tiga kali makan setiap harinya, yaitu pagi, siang, dan malam. “Jemaah akan mendapatkan makan tiga kali sehari, sehingga total akan memperoleh 84 kali makan selama 28 hari,” ujar Beny.

Beny mengingatkan kepada seluruh jemaah agar saat mendapatkan makanan, harus segera mengonsumsinya. “Harap dikonsumsi sesuai dengan jam yang tertera di kemasan (boks) makanan. Biasanya jemaah kita suka menunda-nunda, ini jangan dilakukan karena kalau lewat waktunya, makanan sudah tidak layak dikonsumsi,” tutur Beny.

Sebagai komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan, Kementerian Agama juga telah melatih para juru masak dari penyedia catering di Makkah. “Ada 57 penyedia catering di Makkah, dan ini kita sudah melakukan pelatihan bagi para juru masaknya. Narasumbernya juga diambil dari tenaga-tenaga professional,” tuturnya.

Beny menambahkan, menu makanan juga sudah disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia. Misalnya saja saat makan pagi ada menu nasi kuning, telur, sayur dan buah. Khusus untuk lansia, menu akan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti bubur tim atau makanan yang tidak keras.

"Kita juga memprioritaskan menu untuk jamaah haji lansia. Menunya khusus, misalnya nasi lebih lembut atau nasi tim atau bubur," tutup Beny.sinpo

Komentar: