Ekonom Khawatirkan The Great Depression Jika Retalisasi AS-China Berlanjut

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 13 April 2025 | 15:57 WIB
Presiden AS dan Presiden China Xi Jinping (SinPo.id/ Getty images)
Presiden AS dan Presiden China Xi Jinping (SinPo.id/ Getty images)

SinPo.id - Mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Chatib Basri mengkhawatirkan terulangnya kembali peristiwa krisis ekonomi global atau The Great Depression seperti tahun 1930-an jika saling balas perang tarif impor antara Amerika Serikat (AS) dengan China saat ini terus berlanjut. 

"Retalisasi ini sangat berbahaya, karena efeknya akan ada slow down dari global gross. Great Depression tahun 1930 itu terjadi karena retaliasi dari sebuah negara," kata  Chatib dalam acara The Yudhoyono Institute (TYI) bertajuk "Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global" di Jakarta, Minggu, 13 April 2025. 

Diketahui, AS dan China bersitegang setelah kedua negara saling serang tarif balasan (retaliasi). Setelah Trump mengumumkan tarif  impornya, China dikenai tarif resiprokal sebesar 34 persen. China lantas membalas dengan mengenakan tarif sebesar 34 persen terhadap barang-barang AS.

Tak terima, AS menaikkan tarif respirokal hingga 104 persen, sehingga China menaikkan tarif mereka menjadi 84 persen. AS merespons lagi, dan sebagaimana keadaannya saat ini, tarif AS terhadap barang-barang China adalah sebesar 125 persen. 

Selain tarif 125 persen, barang asal China juga dikenai tarif awal 20 persen. Sehingga total tarif untuk barang China yang masuk ke AS menjadi 145 persen.

Chatib menggambarkan kondisi Great Depression yang pernah terjadi pada 1930-an silam. Di mana krisis itu terjadi disebabkan salah satu negara melakukan tarif balasan.

"Great Depression tahun 1930 itu terjadi karena retaliasi dari sebuah negara. Beggar thy neighbor yang kita sebut. Akibatnya global trade-nya jatuh, ekspor turun, karena ekspor turun, investasi pun turun, PDB turun, konsumsi turun, terjadilah Great Depression pada waktu itu," kata Chatib.

Untuk itu, Chatib menekankan pentingnya mencegah suatu negara melakukan retaliasi. Sebab, dampaknya cukup masif bagi banyak negara. 

"Jadi upaya untuk mengatasi retaliasi itu menjadi sangat penting, karena dampaknya luar biasa," kata Chatib.

Sebagai informasi, The Great Depression atau disebut juga Depresi Besar merupakan peristiwa krisis ekonomi yang melanda dunia antara 1929 hingga 1939. Awalnya, The Great Depression terjadi di AS kemudian menyebar ke berbagai negara lainnya.

Peristiwa ini berlangsung selama kurang lebih satu dekade, yang menyebabkan terjadinya krisis moneter.

Bahkan disebut-sebut The Great Depression merupakan krisis moneter terparah dalam sejarah.