Ojol Ancam Aksi Brutal 20 Mei 2025, Garda Indonesia Ultimatum Pemerintah dan Aplikator
SinPo.id - Asosiasi ojek online Garda Indonesia kembali mengeluarkan ancaman aksi protes besar-besaran di Jakarta. Namun berbeda dari sebelumnya, aksi yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 20 Mei 2025 ini tidak akan digelar secara damai, melainkan lebih keras dan 'brutal', demi mendesak pemerintah dan aplikator memenuhi tuntutan para pengemudi ojol.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, dalam pernyataan resminya menyebut bahwa aksi besar tersebut menjadi bentuk perlawanan atas sikap aplikator dan pemerintah yang dianggap tidak peduli pada nasib mitra driver.
"Tidak ada lagi aksi damai. Aplikator, cepu aplikator, dan komunitas binaan aplikator wajib kita lawan dan perangi!" tegas Igun.
Garda Indonesia juga mengimbau seluruh mitra ojol untuk melakukan shutdown aplikasi serempak saat aksi berlangsung. Hal ini diyakini akan berdampak besar terhadap operasional aplikator dan menunjukkan kekuatan solidaritas driver se-Indonesia.
“Seluruh ojol pejuang, kibarkan panji-panji perang untuk melawan aplikator zalim dan antek-anteknya. Tandai dan basmi para penjilat aplikator,” ujarnya dengan nada tegas.
Dalam aksi protes yang akan datang, Garda Indonesia membawa tiga tuntutan utama yang telah lama disuarakan namun belum mendapat tanggapan berarti, yaitu:
Payung hukum yang jelas bagi pengemudi ojol, agar memiliki perlindungan hukum layaknya pekerja formal.
Revisi skema potongan aplikator, dari saat ini sebesar 40% menjadi hanya 10%.
Penghapusan skema tarif murah, seperti “aceng” (order pendek beruntun) atau sistem “slot” yang dinilai merugikan driver.
Igun juga menyebutkan bahwa aksi tidak hanya akan terpusat di Jakarta, tetapi akan digelar secara masif di berbagai kota besar lainnya oleh komunitas ojol yang tergabung dalam Garda Indonesia dan afiliasinya.
“Garda Indonesia melawan arogansi korporat asing, aplikator asing, dan para antek-anteknya, termasuk intelijen hitam yang menjadi kaki tangan mereka,” kata Igun lantang.
Aksi keras ini disebut telah disiapkan jauh sebelum Hari Raya Idulfitri. Garda Indonesia berharap, langkah ekstrem ini bisa menjadi titik balik agar pemerintah dan perusahaan aplikator segera memenuhi tuntutan yang dianggap sebagai bentuk keadilan sosial bagi mitra ojol.

