IDULADHA 2024

Lazismu Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan Daging Kurban

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 21 Juni 2024 | 15:58 WIB
Kemasan ramah lingkungan daging kurban Lazismu (SinPo.id/ Dok. Lazismu)
Kemasan ramah lingkungan daging kurban Lazismu (SinPo.id/ Dok. Lazismu)

SinPo.id - Lembaga zakat, infaq, shadaqah Muhammadiyah atau Lazismu menggunakan kemasan yang ramah lingkungan dengan cara menghindari  kemasan dari bahan plastik. Pilihan kemasan yang bersahabat dengan lingkungan ini merupakan implementasi Lazismu dalam mendorong pengurangan limbah plastik di hari raya besar Islam dalam membungkus daging kurban.

“Kemasan ramah lingkungan yang digunakan bisa membantu mengurangi proses pembusukan yang biasanya menggunakan plastik karena adanya mikroorganisme yang jika dibuang bisa menimbulkan bau tak sedap,” ujar Ketua Panitia Kurban Lazismu Pusat, Muhammad Saleh Al-Farabi, dalam pernyataan resmi, Jumat, 21 Juni 2024.

Kemasan ramah lingkungan dipilih oleh Lazismu ketika penyaluran daging segar dari tanggal 17  hingga  20 Juni 2024. Salah satu alasannya untuk mengedukasi masyarakat, apa lagi Lazismu yang memliki program lingkungan sebagai lembaga amil zakat nasional.

“Ini perlu mempraktikkannya dan momentum Iduladha dengan pelaksanaan kurban waktu yang tepat,” ujar Saleh menjelaskan.

Tercatat pembagian menggunakan kemasan ramah lingkungan di kawasan Jabodetabek menggunakan kemasan bambu atau besek. Pembagian itu menjadi kesepakatan panitia kurban yang berkolaborasi dengan Lazismu harus menggunakan besek.

Tak hanya di Jabodetabek, pembagian daging kurban segar dengan kemasan ramah lingkungan juga sudah dilakukan sejak 2020 seperti di Mojokerto dan daerah lainnya. Tak hanya menggunakan besek, Lazismu dalam program yang sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dalam penyalurannya mengandalkan bahan alami untuk wadah daging segarnya.

Sedangkan Lazismu dari Kalimantan Barat menggunakan daun simpur dan pelepah pinang untuk mengemas daging kurban. Langkah itu selain ramah lingkungan juga sebagai kearifan lokal yang memberikan inspirasi  mencintai alam.

“Sumber-sumber alam yang tersedia di sini sangat membantu melengkapi kemasan daging kurban untuk bahagiakan sesame,” ujar amil Lazismu dari Kalimantan Barat, Suhartini.

Sementara itu, di Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menggunakan pelepah pisang sebagai pembungkus daging segar. Selain mudah didapat, pelepah pisang menampilkan keunikan tersendiri sehingga kesegarannya terjaga.

Selain menyuguhkan kemasan ramah lingkungan yang alami, Lazismu Wilayah Bali mengabarkan dalam mengemas daging segar menggunakan ampas tebu. Ampas tebu tersebut sudah dibentuk layaknya Styrofoam.

“Tapi ini bukan Styrofoam, melainkan kemasan kedap air yang mudah terurai jika sudah menjadi limbah” ujar Upik Rakhmawati penanggung jawab program kemitraan BPKH.

Kemasan ramah lingkungan tergolong efisien dan ekonomis, hal ini menjadi alasan Lazismu akan tetap mempertahankan cara kemasan itu.

Pembagian daging kurban dengan kemasan ramah lingkungan juga dilakukan BCA Syariah yang selama ini menjadi mitra  Lazismu, Corporate Secretary BCA Syariah, Nadia Amalia Sekarsari menyampaikan BCA Syariah berupaya mengedukasi dan menularkan semangat mendukung pembangunan berkelanjutan kepada warga.

“Di antaranya dengan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan. Selain itu, kemasan ini juga lebih baik untuk kesehatan dibandingkan menggunakan plastic,” kata Nadia.sinpo

Komentar: