5 Arahan Presiden dalam Rakernas Kemendag

Laporan: Tisa
Kamis, 04 Maret 2021 | 14:27 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan sejumlah arahan saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, (4/3/2021). (Foto: Biro Pers Setpres).
Presiden Joko Widodo memberikan sejumlah arahan saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, (4/3/2021). (Foto: Biro Pers Setpres).

sinpo, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memberikan sejumlah arahan saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis, (4/3/2021).

Beberapa arahan yang disampaikan presiden antara lain:

1. Memperkuat dukungan terhadap pengembangan produk lokal
Kementerian Perdagangan diharapkan memiliki kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional Indonesia.

Misalnya, dengan mendukung program Bangga Buatan Indonesia dan memberikan ruang bagi produk UMKM untuk lebih menonjol.

"Pusat perbelanjaan, mal di Jakarta sampai ke daerah, harus didorong untuk memberikan ruang bagi produk-produk Indonesia, khususnya UMKM. Jangan sampai ruang depan, lokasi-lokasi strategis justru diisi oleh brand dari luar negeri. Ini harus mulai digeser, mereka digeser ke tempat yang tidak strategis. Tempat yang strategis, lokasi yang baik berikan ruang untuk brand lokal," kata presiden.

Hal itu dianggap penting untuk semakin masyarakat Indonesia lebih mencintai terhadap produk buatan dalam negeri daripada produk luar negeri.

Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa diharapkan bisa menjadi komsumen loyal produk-produk dalam negeri. 

"Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan," tegasnya.

2. Memperkuat strategi ekspor
Presiden juga meminta agar pasar ekspor mendapatkan perhatian yang serius.

Ia meminta agar pasar-pasar nontradisional terus diperluas.

Presiden kembali mengingatkan jajarannya agar tidak terjebak pada pasar ekspor yang itu-itu saja, misalnya Uni Eropa dan Amerika.

"Banyak negara-negara yang pertumbuhan ekonominya lebih dari 5 persen, di Asia Selatan, di Eropa Timur, dan negara-negara lainnya. Harus diseriusi," ujarnya.

3. Usaha UMKM didorong ekspor
Presiden juga meminta agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dibantu agar lebih mampu untuk melakukan ekspor.

Saat ini 90 persen pelaku ekspor adalah UMKM, namun kontribusi ekspornya hanya 13 persen. Artinya, kapasitasnya perlu ditambah dan diperbesar. 

"Saya tahun lalu mengingatkan kepada Menteri Perdagangan, Dewan Penunjang Ekspor dihidupkan lagi, membantu UMKM agar bisa memperbaiki produksinya, membantu UMKM memperbaiki desainnya, membantu UMKM memperbaiki packaging-nya, sehingga kualitasnya menjadi lebih baik dan ini harus berkolaborasi dengan kementerian/lembaga yang lain, institusi yang lain, dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM kita di pasar global," tegasnya.

Oleh karena itu, Presiden meminta agar penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial dipercepat. Ini adalah agenda prioritas karena menurut presiden, Indonesia membutuhkan pasar ekspor baru. 

"Kita telah menyelesaikan IA-CEPA dengan Australia, dengan Korea, dengan EU tolong ini Pak Menteri didorong agar juga selesai dan negara-negara lain yang kita belum memiliki CEPA ini segera dirampungkan, segera diselesaikan," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

4. Mengoptimalkan perjanjian perdagangan
Implementasi 23 perjanjian perdagangan bilateral dan regional yang sudah ditandatangani juga harus benar-benar dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. 

Presiden mencontohkan perjanjian dengan Australia lewat Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), pelaku usaha harus jeli melihat peluang-peluang yang ada di sana. 

"Saya kira yang gede peluangnya adalah otomotif. Pelajari betul pasarnya seperti apa, konsumennya seperti apa, informasikan ke Tanah Air sehingga kita betul-betul bisa membuka pasar di Australia dan tentu saja produk-produk UMKM yang lainnya yang memiliki opportunity, memiliki peluang itu perlu dibantu dan didorong dalam rangka meningkatkan nilai ekspor dan diversifikasi produk ke negara mitra dagang kita," ujarnya.

Khusus untuk sektor-sektor industri manufaktur yang menyerap tenaga kerja yang banyak seperti otomotif, elektronik, tekstil, kimia, dan farmasi, serta makanan dan minuman, presiden meminta agar diberikan stimulus, fasilitas-fasilitas ekspor, serta insentif.

Hal tersebut untuk memperluas pasar terutama negara-negara nontradisional dengan memanfaatkan kerja sama perdagangan dan mengoptimalkan kinerja perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri. 

5. Menjaga ketersediaan kebutuhan pokok
Presiden juga meminta jajaran terkait untuk terus menjaga ketersediaan bahan kebutuhan pokok di seluruh pelosok tanah air dengan harga yang stabil dan terjangkau. 

Di samping itu, ia juga meminta agar kesetaraan harga di daerah-daerah pinggiran terus diupayakan.

Apalagi, Bulan Ramadhan sudah tinggal menghitung hari, yang akan disusul dengan momen Idul Fitri.

"Siapkan dari sekarang, antisipasi dari sekarang, walaupun nanti kita akan menyambut dengan sederhana, tetapi sekali lagi, ketersediaan stok dan harga yang stabil harus dijamin," tegas presiden.sinpo

Komentar: