DPR Minta Masyarakat Sabar Tunggu Hasil Investigasi Kecelakaan Maut di Tol Ciawi

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 11 Februari 2025 | 21:29 WIB
Kecelakaan gerbang tol Ciawi. (SinPo.id/PJR Jagorawi).
Kecelakaan gerbang tol Ciawi. (SinPo.id/PJR Jagorawi).

SinPo.id - Anggota Komisi V DPR Sofwan Dedy Ardyanto meminta masyarakat tidak berspekulasi lebih jauh terkait kasus insiden kecelakaan yang melibatkan truk pengangkut galon air mineral di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), pada Selasa, 4 Februari 2025.

Sofwan meminta masyarakat menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait kecelakaan tersebut. Menurutnya, hasil dari KNKT bisa menjadi bahan Utama dari Komisi V DPR RI untuk bisa melakukan evaluasi Bersama pihak-pihak terkait yang terlibat dalam masalah ini.

"Kita semua masih menunggu hasil penyelidikan investigasi KNKT mudah-mudahan kita segera bisa mendapatkan hasilnya sehingga nanti komisi V bisa menjadikan laporan resmi tersebut sebagai bahan untuk melakukan rapat dengan pihak terkait," kata Sofwan dalam sebuah diskusi bertema 'Rem Blong Kembali Terjadi dan Telah Menelan Korban Jiwa di Tol Ciawi!' Bagaimana Langkah Tepat Untuk Mengurangi Laka Akibat Rem Blong?’ di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 11 Februari 2025.

Legislator dari Fraksi PDIP ini menuturkan ada tiga variabel yang harus diketahui dalam persoalan ini. Pertama, regulasinya, kedua implementasinya, dan yang ketiga adalah aktor yang terlibat di dalam sektor keselamatan transportasi.

Sofwan mengatakan dari regulasi itu yang terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ) itu diatur oleh undang-undang nomor 22 tahun 2009 itu salah satu pasal 184 begitu yang menyatakan tarif antara pengguna jasa dan perusahaan angkutan umum itu sudah tidak ada lagi.

Di mana tarif bawah sudah tidak ada lagi diatur oleh undang-undang tetapi diserahkan kepada mekanisme pasar itu salah satu dari penyebab yang mengakibatkan terjadi dan siapa yang paling murah dan bisa ngangkut paling banyak itulah yang akan mendapatkan job itu.

"Jadi yang pertama regulasinya, nah terkait dengan regulasi ini teman-teman komisi V didalami lagi akan melakukan perubahan karena RUU perubahan tentang undang-undang lalu lintas ini sudah masuk ke dalam proloegnas jadi ini masuk di bahas di komisi V," ujar mantan wartawan ini.

"Oleh karena itu kita dengan kejadian ini kami akan lebih detail di dalam mendalami aspek-aspek untuk bisa menghindari supaya tidak terulang lagi di masa yang akan dating," ucap anggota Baleg DPR ini.

Selanjutnya, kedua adalah tentang implementasi, di mana Sofwan ingin memberikan ilustrasi bahwa ia meyakini implementasi atau pengaturan apapun itu kata kuncinya adalah dimonitoring dan pengawasan.

Dia pun mencontohkan ketika zaman kereta api belum menjadi PT KAI itu dulu sangat semrawut lalu datanglah seorang Ignatius Jonan dan dia bikin sistem dengan monitoring yang ketat akhirnya kereta api sekarang bisa menjadi seperti sekarang.

"Jadi kalau nanti misalnya monitoring terhadap angkutan darat ini diperketat dugaan saya nanti yang komplain adalah operator, dugaan saya yang komplain adalah pengguna jasa, jadi urusan transportasi angkutan terkini memang kompleks karena kalau dari sudut pandang ideal yang menjerit usaha tapi kalau kita lihat dari sudut pandang pengusaha keselamatan menjadi taruhannya," kata Sofwan.

Dia melanjutkan ketiga adalah pelaksanaan operator regulasi. Dia sepakat sumber daya manusia (SDM) di sektor perhubungan darat ini perlu di-upgrade.

Sofwan menyatakan seseorang yang ingin masuk ke sistem transportasi darat sangat longgar. Hal ini berbeda dengan orang yang mau jadi pilot.

Dia menyatakan penyarinhan untuk menjadi sopir truk tidak terlalu berat. Calon sopir cukup ngernet sekian lama dan belajar menyopir lalu membuat SIM.

"Jadi, saya sepakat apakah hanya pelaksana dari lapangan nggak juga, kedua pelaksana tata kelolanya dalam hal ini adalah pengusaha operator yang memiliki armada ada istilah efisiensi membawa petaka jadi saya merumuskan yang saya beliau ini efisiensi membawa petaka mau efisien perawatan terbengkalai mau efisien gaji sopir rendah," kata dia.

Sebelumnya, KNKT masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut di Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Bogor, Jawa Barat. Kecelakaan itu melibatkan tujuh kendaraan termasuk truk tronton pengangkut galon air mineral.

"KNKT sedang dalam proses investigasi kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi yang terjadi Selasa (4/2) kemarin," kata KNKT lewat unggahan akun resmi Instagramnya, @knkt_ri.

BERITALAINNYA