"Prabowo Effect" Pada Kehidupan Sosial Organisasi Kemasyarakatan.

Oleh: Hariqo Wibawa Satria, Direktur Eksekutif Komunikonten
Kamis, 16 Mei 2024 | 07:47 WIB
Prabowo Subianto disambut para pendukungnya di GBK (Sinpo.id/Ashar)
Prabowo Subianto disambut para pendukungnya di GBK (Sinpo.id/Ashar)

SinPo.id -  "Bikin presidential club yuk?" ucapan itu bukan dari Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto, namun dilontarkan seorang mantan ketua organisasi mahasiswa, di warung kopi Aceh di daerah Tebet, Jakarta.

Ia membayangkan, alangkah guyub dan eloknya jika ada pertemuan setiap empat bulan, antara dirinya dengan para mantan Ketua organisasi terdahulu.

Buah pikiran Prabowo tentang presidential club terus menjadi perbincangan selama dua minggu terakhir, sebanyak 51 persen pembaca media online merespon positif, 38 persen netral dan 11 persen negatif (Naradata, 15 Mei 2024).

Gagasan ini menginspirasi berbagai organisasi kemasyarakatan, direspon positif Pak SBY, sedang dipelajari Ibu Megawati, diapresiasi banyak politisi, akademisi, budayawan, netizen, serta para pegiat organisasi dan komunitas.

Indonesia mempunyai 561.020 organisasi kemasyarakatan aktif (Kemendagri 2023) baik yang berdiri sebelum proklamasi kemerdekaan maupun setelahnya. Kemudian 38 Provinsi, 514 Kota/Kabupaten, 83.971 desa (BPS, 2023).

Sangat berpotensi di daerah juga membuat Gubernur Club, Walikota Club, Bapati Club, dll. Sebab sudah jadi rahasia umum, di beberapa daerah, rakyat menjadi korban akibat berkaratnya hubungan antara kepala daerah dan mantan kepala daerah.

Pembicaraan tentang presidential club menjadi angin optimis menjelang pilkada serentak pada November 2024 nanti.

Ibu Mega, Pak SBY, Pak Jokowi, Pak Prabowo beserta para Wapresnya pasti memiliki banyak perbedaan. Namun itu bukan ganjalan untuk mereka duduk bersama.

Presidential club tidak untuk mengintervensi pemerintahan, sebab keputusan tetap di tangan Prabowo, Presidential club adalah teladan bagaimana mengelola anugerah Tuhah berupa perbedaan sebagai sebuah kekuatan.

Masyarakat Indonesia bahagia melihat para pemimpinnya terlihat akrab walau berbeda sikap. Masyarakat kita patrimonial, cenderung mengikuti kata, sikap, perilaku dan contoh dari pimpinannya atau panutannya.

"Prabowo vibes" membuat masyarakat Indonesia semakin gandrung pada persatuan dan gotong royong.

Keluar negeri, Prabowo menyerukan perdamaian dunia, kedalam negeri Prabowo mengupayakan persatuan dengan aksi nyata mendatangi banyak tokoh.

Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut prabowo sejak muda punya watak rekonsiliatif dan pemersatu.

Sebagai pembaca buku, Prabowo paham sejarah Cyrus The Great, ia menyakini bahwa Islam, Kristen, Yahudi, Zoroaster, Hindu, Buddha, Konghucu, dll pasti dapat hidup berdampingan seperti yang disampaikan Prabowo lewat media terkemuka dunia, the economist.

Pesan perdamaian dan kolaboratif ini telah lama mengudara. Ada banyak suara (sounds) Prabowo yang diviralkan oleh Gen Z dan Gen Millenial di media sosial, FYP di TikTok dengan aneka klip dan tema video.

Salah satunya ketika Prabowo mengatakan. "Masa depan kita gemilang, the future is yours, do your best. Berbuat yang baik, jangan sakiti orang. Filosofi saya dari kecil, kalau Anda belum bisa membantu banyak orang, bantulah beberapa orang. Kalau beberapa orang, Anda belum bisa bantu, bantulah satu orang. Kalau satu orang pun, Anda belum bisa membantu, minimal Anda jangan menyusahkan, menyulitkan orang".sinpo

Komentar: