Warga Palestina Peringati Nakba 1948 di Tengah Perang di Gaza

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 16 Mei 2024 | 09:32 WIB
Warga Palestina di Tepi Barat Peringati Nakba 1948. (SinPo.id/Reuters)
Warga Palestina di Tepi Barat Peringati Nakba 1948. (SinPo.id/Reuters)

SinPo.id - Warga Palestina memperingati “Nakba” atau bencana tahun 1948, yang menandai peristiwa saat ratusan ribu orang kehilangan rumah mereka dalam perang ketika Israel mulai menjajah hingga mendirikan negara di tanah Palestina.

Namun, peringatan tahun ini diselenggarkan di tengah berkecamuknya perang di Gaza, dimana sekitar dua juta warga Palestina menderita dan puluhan ribu nyawa melayang akibat genosida yang dilakukan Israel.

“Tidak ada bencana yang lebih buruk dari bencana ini,” kata Umm Mohammed, 80 tahun, yang selamat dari Nakba 1948 saat dirinya masih kecil, di kota Beersheba, sebelum akhirnya dia datang ke Gaza. Dilansir dari Reuters, Kamis 16 Mei 2024.

“Saya sudah berada di sini selama sekitar 80 tahun dan saya belum pernah melihat bencana seperti ini. Rumah kami hilang, anak-anak kami hilang, harta benda kami hilang, emas kami hilang, pendapatan kami hilang – tidak ada yang tersisa. Apa yang tersisa untuk kita tangisi?" lanjutnya.

Serangan Israel yang telah menyebabkan sebagian besar Jalur Gaza menjadi gurun puing-puing dan reruntuhan bangunan, menimbulkan kekhawatiran di antara banyak orang akan terjadinya Nakba kedua, dimana masyarakat Palestina akan dipaksa keluar dari Gaza.

Bahkan bagi sebagian besar keturunan pengungsi tahun 1948, pengalaman beberapa bulan terakhir ini telah menggantikan cerita lama tentang keluarga yang terusir dari desa mereka.

“Ayah dan ibu saya bercerita tentang Nakba yang pertama, tapi Nakba kali ini lebih buruk. Ini adalah kehancuran. Mereka telah menghancurkan kita," kata Faridah Abu Artema, 58 tahun, yang duduk di tenda pengungsian dekat Rafah. 

Diketahui, invansi Israel ke Gaza secara besar-besaran dimulai sejak Oktober lalu. Akibat serangan tersebut, lebih dari 35 ribu warga Gaza tewas, yang sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan. Genosida yang dilakukan Israel juga telah membuat krisis kemanusiaan di Gaza kian memburuk.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI