Gibran Cek Jembatan Cidadap yang Amblas, Minta Percepat Perbaikan Infrastruktur

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 08 Maret 2025 | 13:21 WIB
Wapres Gibran Rakabuming Raka meninjau jembatan Cidadap akibat banjir. (SinPo.id/Setwapres)
Wapres Gibran Rakabuming Raka meninjau jembatan Cidadap akibat banjir. (SinPo.id/Setwapres)

SinPo.id - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming, didampingi Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dan Bupati Sukabumi Asep Japar, pada Sabtu, 8 Maret 2025, meninjau Jembatan Cidadap, yang amblas diterjang banjir bandang. Di tempat ini, satu orang meninggal dunia akibat tersapu arus banjir. 

Dari keterangan Biro Setwapres, Gibran mengecek area jembatan penghubung Desa Simpenan dan Bojong Kopi yang putus tersebut, serta menyapa warga terdampak yang riuh menyambut kedatangannya.

Selanjutnya, ia meninjau kawasan terdampak banjir lainnya di Terminal dan Pasar Semi Modern Palabuhanratu, yang luluh lantak akibat terjangan air bah. Didampingi Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti, ia memeriksa langsung permukiman warga, termasuk rumah ibadah seperti masjid dan gereja yang rusak parah. 

Di kedua lokasi tersebut, selain menyapa warga, Gibran juga membagikan paket sembako, alat kebersihan, selimut, serta paket buku dan mainan untuk anak-anak. 

Menurut Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti, Wapres berpesan untuk mengambil langkah strategis dalam penanganan pascabencana banjir yang kali ini lebih berat dibandingkan kejadian  November 2024 lalu. Salah satu fokus utama adalah normalisasi sungai melalui pengerukan dan pengurangan sedimentasi guna memperlancar aliran air. 

"Bapak Wakil Presiden sangat prihatin terkait dengan hal ini dan beliau menyampaikan pertama, masalah sungai itu juga harus dilakukan pengerukan, sedimentasinya. Tadi kami sudah diskusi dengan Pak Bupati (Sukabumi) dan juga nanti (pemerintah) provinsi yang akan melakukan pengerukan terhadap sungai tadi," kata Diana. 

Selain itu, lanjut Diana, Gibran mengimbau agar warga yang terdampak tidak kembali bermukim di daerah sempadan sungai demi menghindari risiko bencana serupa di masa mendatang. 

"Dan nanti saya harapkan juga penduduk-penduduk yang di sekitar sempadan sungai, jangan kembali lagi di sempadan sungai tadi, biarkan sungai tadi, kalau bisa diperlebar. Dengan diperlebar maka jalannya air itu akan lebih leluasa, tidak mengganggu dan nantinya juga tidak berdampak kepada penduduk-penduduk yang diam di situ,” tegasnya. 

Kemudian dari segi infrastruktur, Diana menyampaikan bahwa Gibran menginstruksikan percepatan perbaikan Jembatan Cidadap yang rusak agar arus transportasi, baik bagi warga maupun distribusi barang, dapat kembali berjalan lancar.

"Sementara ini supaya lebih bermanfaat, bisa difungsionalkan, nanti akan dipasang Jembatan Bailey dulu agar bisa difungsionalkan. Nanti secara permanen akan dilakukan setelah lebaran, akan ada penggantian jembatan tersebut," ujarnya.

Menurut Diana, upaya relokasi warga yang bermukim di sempadan sungai juga turut menjadi perhatian, mengingat pentingnya mitigasi risiko untuk mencegah dampak bencana serupa di masa mendatang.

"Nah, daerah mencarikan lahannya, mungkin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) itu nanti akan membangunkan rumahnya. Nanti akan dihitung sama Pak Gubernur," tandasnya. 

Sebagai informasi, berdasarkan data BNPB per 7 Maret 2025 pukul 18.00 WIB, banjir telah memengaruhi 12 desa di 9 kecamatan, sementara longsor terjadi di 30 desa yang tersebar di 22 kecamatan.

Bencana banjir dan longsor ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Setidaknya, banjir menyebabkan 125 kepala keluarga (KK) atau 229 jiwa mengungsi, sementara longsor mengakibatkan 32 KK atau 99 jiwa harus meninggalkan rumah mereka. Total korban meninggal dunia tercatat 4 orang, dengan 5 orang masih dalam pencarian. 

BERITALAINNYA