Basarnas Tak Temukan WN Malaysia dalam Mobil Travel di KMP Tunu Pratama

SinPo.id - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) merespons kabar WNA Malaysia Fauzi bin Awam yang diduga menjadi korban tenggelam Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di selat Bali.
Menurut Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, pihaknya telah mengerahkan unsure dari BPBD Provinsi Jawa Timur untuk berkoordinasi dengan aparat kepolisian, guna menelusuri nomor polisi (Nopol) mobil travel yang disinyalir ditumpangi oleh Fauzi.
"Setelah ditelusuri, kami menemukan data dari Nopol kendaraan tersebut memang menjadi salah satu penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Namun dari delapan nama dalam manifest travel itu, tidak terdapat nama WNA yang dimaksud," kata Eko dalam keterangannya, Sabtu, 5 Juli 2025.
Eko juga mengakui adanya perubahan data dari awal yang dirilis oleh tim SAR gabungan, setelah mendapat konfirmasi dari ASDP dan kepolisian.
Awalnya, tercatat 29 orang korban selamat, dengan hasil 21 orang korban telah diserahkan kepada pihak keluarga di Ketapang, dan 8 orang korban telah diserahkan kepada pihak keluarga di Gilimanuk.
"Namun setelah dilakukan konfirmasi dan rekonfirmasi, terdapat 9 orang korban selamat dan telah diserahkan kepada pihak keluarga di Gilimanuk," ujarnya.
Dari hasil konfirmasi ulang data, disimpulkan bahwa jumlah korban yang telah ditemukan sebanyak 36 korban. Rinciannya, 30 korban selamat dan 6 orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Dengan demikian, data korban yang masih belum ditemukan sesuai data manifest kapal yakni 29 orang," tutur Eko.
Dalam operasi tersebut, ada lebih dari 20 instansi dan unsur relawan yang terlibat, termasuk Kantor Pusat BASARNAS, SAR Surabaya, SAR Denpasar, LANAL Banyuwangi, LANAL Gilimanuk, dan BMKG.
Sementara alat utama yang digunakan, diantaranya helikopter BASARNAS Dauphin HR 3606, helikopter Ditpolairud POLDA Jatim, helikopater Bali Air, KRI Tongkol 517, KRI Teluk Ende 813, KN SAR 249 Permadi, dan KN 229 SAR Arjuna.
Adapun pencarian difokuskan di perairan Selat Bali, dari utara hingga selatan. Tiga tim rescue unit (SRU) udara turut dikerahkan menyisir wilayah dari arah yang sama. Sementara tim SRU darat melakukan pemantauan sepanjang garis pantai di sisi Ketapang dan Gilimanuk.
Menurut Eko, cuaca menjadi kendala utama dalam pencarian. Berdasarkan data BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi, kondisi di Selat Bali ditandai hujan ringan, angin 4–14 knots dari selatan-barat daya, gelombang 0,4–1,25 meter, dan arus laut dominan ke selatan dengan kecepatan 0,86–2,06 m/s.
Sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya sekitar pukul 00.15 WITA pada Kamis, 3 Juli 2025, muncul kode merah dari tim operator Pelabuhan Gilimanuk dan salah satu nahkoda kapal lain. KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal.
Sekitar pukul 00.19 WITA KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan mengalami black out alias insiden di tengah laut. Total ada sebanyak 53 penumpang dalam manifes, dan 12 kru kapal yang bertugas. Kapal juga membawa 22 kendaraan berbagai macam jenis.