Negosiasi Tarif Resiprokal, Indonesia Bakal Impor Rp251 Triliun Produk Energi dari AS

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 03 Juli 2025 | 18:43 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers (SinPo.id/ Tangkapan layar)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers (SinPo.id/ Tangkapan layar)

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia akan membeli produk energi dari Amerika Serikat (AS) yang totalnya bisa mencapai US$15,5 miliar atau setara Rp251 triliun (kurs Rp16.195/dolar). Hal ini bagian penawaran Indonesia ke AS yang berkaitan dengan negosiasi tarif resiprokal. 

"Kita baru saja membahas terkait dengan apa yang dilakukan Indonesia, terkait offer (penawaran) kepada Amerika terkait dengan tarif. Jadi sudah dibahas tentang rencana Indonesia mengenai pembelian energi yang totalnya bisa mencapai US$15,5 miliar," kata Airlangga dalam konferensi pers, Kamis, 3 Juli 2025. 

Selain energi, lanjut Airlangga, Indonesia juga akan mengimpor barang agrikultur, termasuk rencana investasi di dalamnya oleh BUMN dan Danantara.

Menurut Airlangga, sebagai bentuk keseriusan untuk tarif resiprokal, pemerintah bersama para pelaku usaha baik BUMN maupun swasta bersinergi  menyusun nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).

"Sehingga rencananya akan diadakan perjanjian ataupun Memorandum of Understanding antara Indonesia dengan mitranya di Amerika Serikat pada tanggal 7 Juli nanti," ucapnya.

Saat ini, tim perunding Indonesia juga berada di Washington D.C. bersama delegasi dari negara lain seperti India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam, dan Malaysia, untuk menyampaikan sikap resmi Indonesia kepada sejumlah otoritas AS, termasuk USTR, Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury.

Airlangga menekankan, Indonesia berkomitmen untuk melakukan pembelian produk dari AS dengan nilai total mencapai US$34 miliar melebihi nilai defisit perdagangan AS terhadap Indonesia yang saat ini tercatat sebesar US$19 miliar.

"Kita trade defisit Amerika terhadap Indonesia 19 miliar dolar tetapi yang kita offer pembelian kepada mereka itu jumlahnya melebihi yaitu 34 miliar dolar. Jadi itu tujuan dari rapat koordinasi yang dilaksanakan hari ini antara stakeholder Kementerian maupun dengan pelaku usaha," ujar Airlangga.

Bagi Airlangga, langkah ini merupakan strategi dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS. Adapun  komitmen ini tidak bersifat jangka pendek, tapi menjadi langkah jangka panjang dalam memperkuat hubungan perdagangan kedua negara.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI