Terancam Mangkrak, Direktur Baru PLN Gercep Groundbreaking Proyek Gasifikasi

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 03 Juli 2025 | 14:58 WIB
Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN Persero Rizal Calvary. (SinPo.id/dok. PLN)
Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN Persero Rizal Calvary. (SinPo.id/dok. PLN)

SinPo.id - Proyek gasifikasi Liquid Natural Gas (LNG) milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, yang berada di Nias, Sumatera Utara, akhirnya menemui titik terang, dengan dilakukannya groundbreaking.

Groundbreaking dihadiri oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Korporasi PT PLN, Dirut PT PLN EPI Rahmat Dewanto, Wali Kota Gunung Sitoli dan beberapa Bupati di Nias.

"Sudah dua tahun proyek ini belum juga groundbreaking. Saya meminta PT Energi Primer segera mempercepat (Gercep) proyek-proyek gasifikasi ini. Saya baru dua minggu jadi direktur PLN dan Pak Rahmat Dewanto baru seminggu jadi Dirut EPI, kami langsung tancap gas. Sesuai arahan Pak Menteri dan Pak Dirut PT PLN Persero, gasifikasi ini harus dieksekusi," ujar Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN Persero Rizal Calvary di kota Gunung Sitoli, Nias, Sumatra Utara, dalam sambutannya, Kamis, 3 Juli 2025.  

Rizal mengatakan, proyek gasifikasi Nias ini sudah lama dan merupakan proyek pertama dari lima kluster gasifikasi. Sehingga proyek ini akan menjadi contoh bagi proyek gasifikasi LNG lainnya. 

"Saya sudah minta agar proyek ini dikawal dengan baik, sehingga target commercial on date-nya (COD) pada kwartal IV 2025 benar-benar sesuai jadwal," paparnya.

Dia meminta agar PLN EPI segera mengakselerasi kluster-kluster lainnya, sehingga dalam waktu dekat proyek-proyek tersebut dapat segera melakukan groundbreaking. 

"Apa dan dimana botleneck-nya, nanti Pak Dirut EPI, kita urai sama-sama. Saya pengalaman di birokrasi 5 tahun akan membantu menyelesaikan ijin-ijinnya," ujar Rizal. 

Rizal mengaku optimis akan segera melakukan groundbreaking beberapa proyek tersebut, utamanya gasifikasi di Sulawesi dan Maluku setelah Nias. 
Proyek ini akan menyediakan gas alam cair (LNG) untuk satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) berkapasitas 34,4 MW pada tahap awal, yang kemudian akan ditingkatkan hingga mencapai kapasitas total 59,4 MW dibawah kendali PT LNG Nias Gasifikasi yang didirikan oleh PLN Energi Primer Indonesia bersama PT Berkat Samudra Gemilang Lines (BSGL).

Menurut Rizal, saat ini, dunia sedang menghadapi ancaman kenaikan harga BBM global yang signifikan. Apalagi produksi minyak domestik belum mencukupi kebutuhan domestik sehingga Indonesia harus impor minyak. Konsumsi minyak nasional mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara produksi minyak kita sekitar 500.000 hingga 600.000  barel per hari.

"Kondisi ini berdampak langsung pada biaya penyediaan listrik di daerah-daerah yang masih menggunakan pembangkit berbasis BBM yaitu PLTD karena harga BBM yang cukup tinggi," ucap dia.

Disisi lain, konsumsi gas nasional sekitar 4–5 billion cubic feet per day (bcf/d), sedangkan produksi harian lifting gas sekitar 5.7 billion cubic feet per day (bcf/d).
"PLN sebagai penyedia listrik nasional harus bertindak cepat dan strategis. Salah satu strategi yang ditempuh untuk pengurangan konsumsi BBM melalui program gasifikasi yaitu mengkonversi PLTD menjadi pembangkit listrik berbasis gas yaitu PLTG," ujar Rizal 

Dia mengatakan, program gasifikasi ini akan memberikan  memberikan manfaat yang signifikan. "PLTG yang Lebih efisien dan ekonomis dibanding BBM akan menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik. BPP PLTD > Rp 2.500 / kWh. BPP PLTG berkisar Rp 1.200 - Rp 2.300 / kWh. Juga akan  ramah lingkungan. Emisi PLTD sekitar 500-600 gram CO2 per kWh listrik sedangkan Emisi PLTG sekitar 300-500 gram CO2 per kWh listrik akan mengurangi beban fiskal negara dalam subsidi energi karena impor BBM akan turun sehinga subsidi BBM juga akan berkurang," ucap dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI