Anggota DPR Yan Mandenas Minta TPN OPM Hentikan Kekerasan di Intan Jaya

Laporan: Ria
Jumat, 09 Oktober 2020 | 23:40 WIB
Anggota Komisi I DPR RI dari F-Gerindra, Yan Permenas Mandenas  (Foto:istimewa)
Anggota Komisi I DPR RI dari F-Gerindra, Yan Permenas Mandenas (Foto:istimewa)

sinpo, JAKARTA, Anggota Komisi I DPR RI Bidang Pertananan, Yan Permenas Mandenas meminta kelompok TPN OPM yang bermarkas di Kabupaten Intan Jaya, Papua, menghentikan kekerasan, yang berujung jatuhnya korban jiwa. Yan berharap agar kelompok TPN OPM yang mengklaim perbuatan mereka atas nama perjuangan, lebih mengedepankan ruang-ruang dialog ketimbang aksi kekerasan yang telah mengakibatkan masyarakat menjadi korban.

“Saya tidak ingin menyudutkan siapa pun. Tapi jangan jadikan masyarakat sebagai korban. Hentikan kekerasan. Ada ruang dialog yang bisa digunakan, ketimbang aksi tembak menembak antara kelompok masyarakat bersenjata, dengan aparat TNI dan Polri,” tegas politisi Gerindra itu, Jumat (9/10) malam.

Menurut Yan, pihaknya terus memantau dan berdiskusi dengan rekan-rekannya di Komisi I DPR RI, mengenai apa yang terjadi di Papua khususnya di Kabupaten Intan Jaya.

“Tadi, kita juga kaget mendengar dua orang rombongan dari tim pencari fakta (TPF) bentukan Menkopolhukan ditembak. Ini harusnya tidak terjadi. Apalagi salah seorang tim merupakan dosen UGM. Kita berharap keduanya lekas sembuh dan permasalahan di Intan Jaya segera terselesaikan,” ungkap Yan Mandenas.

Yan Mandenas menyoroti kinerja aparat penegak hukum yang ada di Papua, terlebih khusus di satuan Intelejen. Hal itu lantaran adanya gangguan terhadap tim pencari fakta sehingga seorang hamba Tuhan Alm. Pdt. Yeremia Zanambani tewas.

“Kalau Intelejen kita bagus. Harusnya tim pencari fakta tidak ada yang tertembak. Artinya kalau di lokasi kejadian masih rawan, aparat bisa mengingatkan kepada tim untuk berhati-hati atau menunda melakukan tugas mereka, sampai kondisinya benar-benar aman terkendali,” ungkapnya.

Yan Mandenas berharap aparat penegak hukum dengan kelompok sipil bersenjata untuk melalukan gencatan sejata, agar tak ada lagi korban atas konflik yang terjadi di Papua khususnya di Intan Jaya. “Intan Jaya harus kembali kondusif. Tidak boleh ada aksi balas dendam. Lihat sudah ada masyarakat menjadi korban, bahkan hamba Tuhan serta prajurit TNI. Kedepan siapa lagi yang dijadikan korban,” jelasnya. Seperti diketahui, dua orang dalam Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya dilaporkan dihadang kelompok sipil bersenjata dalam perjalanan pulang dari Distrik Hitadipa menuju Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Jumat (09/10/2020).

Selain menghadang kelompok sipil bersenjata juga melakukan penembakan terhadap tim TGPF, akibatnya dua orang terluka yakni prajurit Satgas Apter Hitadipa, Sertu Akbar mengalami luka tembak di pinggang dan kedua anggota Tim TGPF yakni Dosen UGM Bambang Purwako, mengalami luka tembak di pergelangan kaki kiri dan tangan kiri.

“Dikabarkan keduanya kini dalam kondisi sadar dan sudah mendapat perawatan medis di RSUD Sugapa, dengan pengawalan ketat dari anggota,” kata Kapen Kogabeilhan III, Kolonel Cgi IGN Suriastawa.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI