Sejak Beroperasi 2023, Whoosh Sudah Angkut 10 Juta Penumpang

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 26 Juni 2025 | 12:51 WIB
Ilustrasi para penumpang kereta cepat Whoosh. (SinPo.id/dok. KCIC)
Ilustrasi para penumpang kereta cepat Whoosh. (SinPo.id/dok. KCIC)

SinPo.id - 

 Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat, sejak dioperasikan secara komersial pada Oktober 2023, kereta cepat Whoosh telah melayani 10 juta penumpang. Angka ini merupakan tonggak sejarah baru dalam perkeretaapian nasional.

"Selama periode 17 Oktober 2023 hingga 25 Juni 2025, KCIC telah melayani sebanyak 10.014.707 penumpang melalui 29.786 perjalanan Whoosh yang dioperasikan dengan aman dan selamat," kata General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa dalam keterangannya, Kamis, 26 Juni 2025. 

Eva menilai, capaian ini juga menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat terhadap layanan kereta cepat Whoosh. 

Adapun kereta Whoosh pertama kali dicanangkan pada tahun 2015, kemudian dilanjutkan dengan peletakan batu pertama  2016.

Setelah melalui masa konstruksi dan serangkaian uji coba operasional, layanan Whoosh akhirnya diresmikan dan mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2023. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki layanan kereta cepat.

Bagi Eva, jumlah penumpang yang tinggi ini  merupakan hasil dari berbagai strategi peningkatan layanan dan kemudahan akses transportasi. Dan, tanpa adanya integrasi dengan moda transportasi penumpang, seperti kereta feeder, LRT Jabodebek, layanan bus, hingga taksi, 10 juta penumpang ini tentu sulit terwujud.

Selain itu, perjalanan panjang pembangunan Whoosh juga menjadi bagian dari proses transfer teknologi dan pengetahuan dari tenaga profesional kepada SDM Indonesia.

Kini, seluruh operasional kereta cepat Whoosh telah sepenuhnya dijalankan oleh SDM Indonesia, mencerminkan kemajuan signifikan dalam penguasaan teknologi tinggi di sektor transportasi nasional.

Dari sisi keberlanjutan dan efisiensi, hasil kajian dari Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia (Polar UI) menunjukkan bahwa emisi karbon Whoosh hanya sebesar 6,9 gram CO₂ per penumpang-kilometer.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kendaraan pribadi yang menghasilkan sekitar 12,7 gram CO2 per penumpang-kilometer.

Dengan demikian, Whoosh telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon hingga 54 persen, sekaligus menekan potensi biaya kecelakaan lalu lintas hingga Rp2,91 miliar per tahun.

"Capaian 10 juta penumpang ini bukan sekadar angka, tetapi simbol nyata kemajuan bangsa dalam menghadirkan moda transportasi modern, ramah lingkungan, dan berstandar tinggi. Ini adalah bukti bahwa Indonesia mampu mewujudkan transformasi besar di sektor transportasi untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI