Ratusan Warga Eropa Dipulangkan dari Israel Imbas Perang Iran: Evakuasi Terus Berlanjut
SinPo.id - Negara-negara Eropa terus memulangkan ratusan warga negaranya dari Israel di tengah meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Iran. Evakuasi ini dipicu oleh serangan saling balas yang mematikan dan menyasar fasilitas strategis di kedua negara.
Dilansir AFP, Kamis 19 Juni 2025, pemerintah Jerman mengumumkan akan mengevakuasi sekitar 200 warga negaranya melalui penerbangan komersial yang disewa dari Amman, Yordania. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman, Christian Wagner, menyatakan bahwa penerbangan kedua juga telah dijadwalkan pada hari ini.
Langkah serupa diambil oleh Italia. Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, mengatakan bahwa pemerintah telah menyediakan penerbangan bagi warga Italia yang ingin meninggalkan Israel demi keselamatan mereka.
Sementara itu, Yunani telah memulangkan 105 warganya dan beberapa warga asing lainnya. Mereka diterbangkan dari Sharm El-Sheikh, Mesir, menuju Athena dengan pesawat militer C-130 dan C-27 milik angkatan udara Yunani.
"Orang-orang yang dipulangkan termasuk warga Albania, Austria, Belgia, Bulgaria, Siprus, Prancis, Jerman, Georgia, Hungaria, Italia, Lithuania, Rumania, Swedia, Swiss, dan Amerika Serikat," ungkap pemerintah Yunani dalam sebuah pernyataan resmi.
Polandia juga memulai pemulangan warganya. Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, menyatakan bahwa kelompok pertama warga Polandia telah berhasil dievakuasi, dengan penerbangan tambahan dijadwalkan pada Kamis ini.
Dari Bulgaria, sebuah pesawat pribadi yang mengangkut 148 orang—termasuk 89 warga Bulgaria—telah tiba di Sofia pada Rabu 18 Juni 2025 dini hari.
Gelombang evakuasi ini terjadi setelah Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran pada Jumat (13/6) yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran. Serangan itu memicu respons keras dari Teheran yang membalas dengan serangan rudal ke wilayah Israel, termasuk daerah permukiman sipil.
Kondisi yang terus memburuk membuat pemerintah-pemerintah asing bergerak cepat untuk mengevakuasi warga mereka dari zona konflik demi menghindari risiko jatuhnya korban sipil yang lebih besar.

