Stok Beras RI Tembus 4 Juta Ton, Pemerintah Targetkan Kenaikan Produksi 5 Juta Ton di 2026

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 30 Mei 2025 | 22:15 WIB
Ilustrasi gudang stok beras pemerintah. (SinPo.id/Ashar)
Ilustrasi gudang stok beras pemerintah. (SinPo.id/Ashar)

SinPo.id -  Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan peningkatan produksi beras pada 2026 menjadi 5 juta ton, dari target 2025 sebesar 3 juta ton. Namun, untuk mencapai itu, syaratnya pembangunan sistem irigasi 2 juta hektare lahan pertanian berjalan baik. 

"Kalau irigasi yang dua juta hektare selesai, mudah-mudahan (naik jadi 5 juta ton). Kan saat ini target produksi berasnya 3 juta," kata Amran dalam acara syukuran 4 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP), di Jakarta, Jumat, 30 Mei 2025. 

Menurut Amran, jika proyek pembangunan dan normalisasi jaringan irigasi seluas 2 juta hektare bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berjalan dengan lancar, peningkatan produksi beras nasional bukan sesuatu yang mustahil. 

Apalagi berdasarkan laporan real-time per Kamis, 29 Mei 2025 pukul 21.41 WIB, total stok beras nasional resmi tercatat sebesar 4.001.059 ton. Dimana, serapan setara beras oleh Bulog telah mencapai 2.407.257 ton,  menempati 80,26 persen dari target penyerapan Bulog 3 juta ton sepanjang Januari-April 2025.

Serapan tersebut merupakan angka tertinggi dalam sejarah sejak Bulog berdiri pada tahun 1969.

"Sekarang sudah 80 persen, tetapi masih ada waktu 7 bulan (untuk mencapai target Bulog)," kata Amran.

Bahkan, tidak hanya mencapai target produksi sebesar 2,4 juta ton beras, Amran yakin produksi beras bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Amran memastikan, pemerintah akan terus bekerja mendukung sektor pertanian Indonesia bergerak maju. Beberapa hal yang dilakukan adalah membenahi tata kelola pupuk, penyediaan alat mesin pertanian, optimalisasi lahan, cetak sawah, hingga membangun irigasi.

Adapun dari 4 juta ton cadangan beras saat ini, 2,4 juta ton di antaranya berasal dari dalam negeri selama 5 bulan terakhir. Padahal pada capaian sebelumnya, pengadaan beras dalam negeri hanya mencapai 1,7 juta ton dalam waktu 12 juta.

"Yang terpenting adalah perlu kami jelaskan bahwasannya 5 bulan ini pengadaan kita 2,4 juta ton itu dalam negeri. Saya ulangi, pengadaan kita itu 2,4 juta ton dalam negeri selama 5 bulan. Dulunya itu hanya 1,2 juta selama 12 bulan. Artinya apa? Ini adalah kemajuan signifikan," ujarnya. 

Bagi Amran, capaian ini tidak terlepas dari gagasan besar Presiden Prabowo yang secara konsisten mendorong berbagai kebijakan strategis melalui penerbitan Instruksi Presiden (Inpres), mulai dari reformasi distribusi pupuk, hingga penguatan peran penyuluh pertanian.

Seluruh kebijakan ini, diarahkan untuk memperkuat produksi sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

"Saat ini Bulog telah menyewa gudang 1,4 juta ton dan sudah hampir penuh. Dulu tidak sewa saja tidak penuh," tukas Amran. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI