Airlangga Minta Dukungan Prancis dalam Penyelesaian IEU CEPA

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 29 Mei 2025 | 15:18 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (SinPo.id/dok. Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (SinPo.id/dok. Ekon)

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta dukungan dari Pemerintah Prancis terkait dengan penyelesaian Perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) agar tepat waktu. 

"Saya rasa kita butuh dukungan. Tentu saja ada dua atau tiga isu yang telah ditawarkan kepada kita," kata Airlangga dalam Forum Indonesia-France Business Forum, Jakarta, Rabu, 28 Mei 2025. 

Menurut Airlangga, kesepakatan itu akan menjadi katalis bagi integrasi ekonomi yang lebih dalam, peningkatan akses pasar, dan kemitraan yang lebih kuat di sektor-sektor utama.

Airlangga menyampaikan, selama tujuh dekade terakhir, hubungan antara Indonesia dan Prancis telah berkembang menjadi kemitraan komprehensif dan strategis yang meliputi berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, politik, hingga pertukaran budaya. 

Prancis tak hanya menjadi salah satu mitra utama Indonesia di Uni Eropa, tetapi juga kolaborator penting dalam platform multilateral seperti G20, G7, dan OECD yang saat tengah diupayakan keanggotaannya oleh Indonesia dengan dukungan dari Pemerintah Prancis. Karena itu, Airlangga mengapresiasi atas dukungan Prancis terhadap proses aksesi Indonesia dalam keanggotan OECD sejak awal proses hingga saat ini. 

"Kita memiliki pengetahuan yang serupa dan filosofi yang serupa tentang perjanjian multilateral. Kita memiliki filosofi yang sama terkait respons terhadap geopolitik dan geoekonomi. Dan kita ingin berjalan lebih lanjut, mengembangkan perdagangan serta mengembangkan investasi di kedua belah pihak," paparnya. 

Lebih lanjut, Airlangga juga menyoroti peran pendidikan dalam memperkuat landasan kemitraan kedua negara. Prancis menjadi salah satu tujuan utama bagi mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi, dan menjadi pusat pertukaran inovasi. 

Kemitraan melalui diplomasi pendidikan diharapkan dapat menjadi salah satu perjanjian yang dapat digarap oleh kedua negara mendatang, sehingga mampu mendorong hubungan bilateral dengan inovasi, konektivitas yang lebih baik, dan komitmen bersama terhadap keberlanjutan.

"Sekarang kita berada di revolusi industri dan tentu saja digitalisasi, serta energi terbarukan. Kami berterima kasih bahwa Prancis bersedia untuk mendukung transisi energi melalui JETP. Kami berterima kasih bahwa Prancis telah bersedia, karena ini diluncurkan selama kepemimpinan Indonesia di G20," tukasnya. 

Dalam Forum Bisnis Indonesia - Prancis juga menghadirkan sesi pleno, diskusi interaktif, dan business matching dengan fokus pada sektor-sektor strategis seperti energi, industri dan efisiensi energi, transportasi dan logistik, kesehatan, pertanian dan agri-pangan, digital dan teknologi baru, serta keuangan.

Dalam kesempatan tersebut, kedua negara menyepakati sejumlah kerja sama penting yang akan kian memperkuat kemitraan dengan sebanyak 27 perjanjian dan komitmen kerja sama strategis antara pelaku usaha dan lembaga dari Indonesia dan Prancis senilai USD11 miliar pada bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT), industri, pertanian, transportasi dan logistik, keuangan, hingga ketahanan pangan.

Selain itu, juga dilakukan penyampaian Joint Statement Indonesia – Prancis dalam bidang Keamanan Pangan dan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pernyataan bersama tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie, CEO MEDEF International Philippe Gautier, dan Ketua Satgas MBG KADIN Indonesia Handojo Muljadi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI