BBKSDA Riau Evakuasi Beruang Madu yang Masuki Permukiman Warga

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 29 Mei 2025 | 07:29 WIB
Beruang madu yang dievakuasi BBKSDA Riau (SinPo.id/ Dok. Kemenhut)
Beruang madu yang dievakuasi BBKSDA Riau (SinPo.id/ Dok. Kemenhut)

SinPo.id - Balai Besar Konservasi Sumber daya Alam (BBKSDA) Riau bersama Mitra (Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo, Yayasan Arsari) dan masyarakat berhasil mengevakuasi seekor Beruang Madu jantan Helarctos malayanus yang sempat memasuki kawasan permukiman warga di Desa Makmur Sejahtera, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar.

Kepala BBKSDA Riau, Supartono menjelaskan, proses penanganan dimulai pada Senin, 19 Mei 2025, setelah pihaknya menerima laporan tentang kemunculan satwa dilindungi tersebut pada Minggu, 18 Mei 2025 malam.

"Tim kami segera berkoordinasi dengan Penjabat Kepala Desa Makmur Sejahtera, perangkat desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Dari hasil koordinasi tersebut, disepakati untuk memasang kandang jebak di lokasi terakhir kemunculan beruang, dengan melibatkan warga setempat," ujar Supartono dikutip dari laman resmi Kemenhut, Kamis, 29 Mei 2025.

Kemudian, sambung Supartono, pada Selasa, 20 Mei 2025, tim kembali ke lokasi jebakan dan mendapati umpan telah habis yang diduga dimakan oleh beruang, namun pintu jebakan tidak tertutup. Tim kemudian melakukan perbaikan pada mekanisme pemicu jebakan agar lebih efektif dan tetap aman bagi satwa.Usaha tersebut membuahkan hasil pada Rabu, 21 Mei 2025. Seekor beruang madu jantan berhasil tertangkap dalam kondisi sehat di dalam kandang jebak.

Setelah dilakukan observasi awal, BBKSDA Riau memutuskan untuk melepasliarkan beruang tersebut ke habitat alaminya di kawasan hutan konservasi Provinsi Riau. Selain evakuasi, tim juga memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar lebih waspada terhadap potensi konflik dengan satwa liar. Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas sendirian di ladang, terutama pada pagi dan malam hari.

“Kami juga menyampaikan agar warga tidak bertindak anarkis terhadap satwa yang dilindungi dan menjelaskan konsekuensi hukum bagi pelanggar. Jika terjadi konflik satwa, masyarakat diharapkan segera melapor dan berkoordinasi dengan BBKSDA Riau,” kata dia.

Langkah cepat dan terkoordinasi ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian satwa liar dan menciptakan harmoni antara manusia dan alam.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI