Pimpinan MPR Sebut Inggris Tertarik Bantu Transisi Energi Indonesia

Laporan: Juven Martua Sitompul
Kamis, 08 Mei 2025 | 22:11 WIB
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno (SinPo.id/Galuh Ratnatika)
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno (SinPo.id/Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengatakan Inggris tertarik mendukung transisi energi baru dan terbarukan yang menjadi rencana pembangunan jangka panjang di Indonesia. Ketertarikan itu disampaikan langsung Utusan Khusus Pemerintah Inggris di bidang perubahan iklim, Rachel Kyte.

Eddy menjelaskan Indonesia sedang membangun sumber energi terbarukan sebesar 70 gigawatt yang ditargetkan bakal tercapai dalam 10 tahun ke depan. Untuk pembangunan tersebut, tentunya Indonesia membutuhkan investasi.

"Dia kagum melihat kegigihan Indonesia dalam melaksanakan program transisi energinya dan kesungguhan Indonesia yang memiliki program dan memiliki rencana-rencana serta kebijakan jangka panjang," kata Eddy usai menerima Utusan Inggris di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 8 Mei 2025.

Menurut dia, Kyte berharap Indonesia memiliki produk legislasi yang bisa mendukung transisi energi. Eddy mengungkapkan DPR saat ini sedang memproses Rancangan Undang-Undang tentang Energi Baru dan Energi Terbarukan.

"Agar itu bisa segera kita bisa jadikan sebagai payung hukum kita untuk menjalankan transisi energi ke depan," kata dia.

Selain soal transisi energi listrik, dia juga membahas potensi pengembangan pasar karbon di Indonesia karena memiliki potensi yang sangat besar. Legislator dari Fraksi PAN itu menyatakan kekayaan alam hutan yang besar, lahan gambut hingga bakau, menjadi penunjang potensi pasar karbon.

"Termasuk juga penanganan sampah ketika, kita belum mampu mengolah penanganan sampah kita, itu juga karbon positif yang bisa kemudian kita dagangkan ke depannya," kata dia.

Menurut dia, investasi untuk program transisi energi di Indonesia itu membutuhkan nilai yang besar. Dengan begitu, dia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak bisa bekerja sendiri dalam pengembangannya, termasuk membutuhkan dukungan teknologi.

"Jadi investasi dalam konteks teknologi itu juga tadi dibahas, bagaimana Inggris bisa berkontribusi terhadap teknologi yang dibutuhkan untuk transisi energi Indonesia," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI