Erick Klaim Pemeriksaan Spesimen COVID-19 RI Lampaui Standar WHO

Laporan: Tisa
Kamis, 24 September 2020 | 13:11 WIB
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir

sinpo, Jakarta - Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat upaya, serta melakukan langkah-langkah strategis untuk penanganan dan mengantisipasi meluasnya dampak pandemi COVID-19.

Hingga kini, dilaporkan di seluruh dunia telah terjadi peningkatan lebih dari 246 ribu kasus hingga menjadi total 31,4 juta kasus.

Kenaikan kasus terjadi di berbagai negara, seperti kenaikan kasus harian lebih dari 83 ribu kasus di India, 39 ribu di Amerika Serikat, 8,9 ribu kasus di Perancis, dan 4,9 ribu kasus di Inggris. 

Sementara, terdapat sejumlah negara yang belum melaporkan penambahan kasusnya. Di Indonesia, ujar Erick, terjadi kenaikan sebanyak 4.400 kasus seiring dengan munculnya klaster-klaster baru. 

“Berbagai langkah strategis hasil koordinasi dengan lintas kementerian lembaga, terutama dengan Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah telah dilakukan," ujar Erick di Jakarta, Kamis (24/9).

Hal yang dilakukan, kata dia, mulai dari penambahan kemampuan testing spesimen hingga menyiapkan dan menambah kesediaan tempat tidur di rumah sakit serta ruang isolasi.

"Kami juga meningkatkan standarisasi penanganan kasus dan pasokan obat terapi penyembuhan, hingga percepatan ketersediaan vaksin COVID-19,” katanya.

Hingga kini, lanjutnya, langkah-langkah tersebut menampakkan hasil yang positif. Per Rabu (23/9/2020) kemarin, ia mengatakan pemeriksaan spesimen harian COVID-19 mencapai 38.181, melampaui standar WHO, dan persentase  pasien sembuh mencapai 73%. 

Langkah strategis berikutnya adalah meningkatkan tren kesembuhan dan mengantisipasi peningkatan kasus.

Untuk itu, dirinya menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan kebutuhan perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan terjaga.

Paling penting, kata dia, ialah terus menjaga ketersediaan fasilitas isolasi pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala. 

"Contohnya Wisma Atlet untuk wilayah DKI Jakarta, dan hotel-hotel bintang 2 dan 3 di daerah," ungkapnya.

Ia mengatakan, hal ini meringankan beban rumah sakit, mengurangi beban tenaga medis supaya tidak kewalahan dan kelelahan.

"Hal yang juga penting membatasi penyebaran virus dan penularan dari OTG,” ungkap pria yang juga menjabat Menteri BUMN ini. 

Selain itu, Erick mengatakan KPCPEN turut melakukan koordinasi dengan BUMN holding rumah sakit untuk mendorong standarisasi terapi kesembuhan pasien COVID-19.

Standardisasi manajemen klinis dalam terapi kesembuhan pasien COVID-19 ini, menurutnya penting dilakukan. 

Tujuannya ialah agar para dokter di wilayah yang jauh dari kota-kota besar bisa mengikuti prosedur medis yang distandarkan.

"Serta ada rujukan dalam perawatan pasien, baik yang bergejala ringan, sedang, atau berat. Ini demi peningkatan kesembuhan pasien,” pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI