Legislator Soroti Maraknya Aksi Ormas yang Ganggu Dunia Industri

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 24 April 2025 | 12:59 WIB
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty. (SinPo.id/Dok. DPR RI)
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty. (SinPo.id/Dok. DPR RI)

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty menyoroti banyaknya kasus meresahkan yang melibatkan organisasi masyarakat (ormas), yang kerap mengganggu dunia industri, termasuk pelaku usaha kecil seperti UMKM.

Pasalnya, beberapa kejadian menunjukkan adanya anggota ormas yang meminta ‘jatah’ atau THR kepada pelaku industri, dan praktik 'pungli' seperti itu dapat menimbulkan kerugian nyata bagi dunia usaha yang otomatis menghambat pertumbuhan ekonomi. 

“Praktik semacam ini tidak hanya menurunkan kepercayaan pelaku industri, tetapi juga membuat biaya usaha melonjak karena ‘biaya tak resmi’ yang sebetulnya adalah pemerasan,” kata Evita, dalam keterangan persnya, dikutip Kamis, 24 April 2025.

Sehingga menurutnya, keberadaan ormas yang menyimpang dari fungsi sosialnya telah menjelma menjadi aktor informal yang
merongrong ketertiban dan rasa aman para pelaku usaha. 

“Kita banyak mendengar aktivitas ormas yang meresahkan, termasuk bentuk-bentuk pemerasan berbalut sumbangan yang sifatnya memaksa kepada para pelaku usaha. Ini tentunya sangat memberatkan apalagi bagi pelaku UMKM yang operasionalnya tidak besar,” ungkapnya.

“Kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan terus menerus, harus ditertibkan aksi-aksi seperti ini karena merugikan lingkungan industri, yang pada akhirnya mengganggu kenyamanan dan keamanan warga,” imbuhnya.

Sebelumnya, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia melaporkan bahwa banyak investor maupun pelaku industri merasa resah dengan aksi-aksi ormas yang mengganggu operasional usaha mereka. 

Beberapa ormas bahkan melakukan demonstrasi, penyegelan bahkan menuntut ‘jatah’ dalam pembangunan pabrik. Akibatnya, banyak investasi yang batal masuk atau bahkan keluar dari kawasan industri.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI