Okta Kumala: Indonesia Butuh Dubes untuk AS yang Paham Ekonomi Politik Global

SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI Okta Kumala Dewi mendorong agar pengisian posisi Duta Besar (Dubes) RI, khususnya untuk negara-negara mitra strategis seperti Amerika Serikat (AS) dapat segera dilakukan melalui mekanisme yang berlaku.
"Idealnya, negara-negara yang pos Dubes-nya masih kosong segera diisi. Amerika Serikat adalah mitra penting dalam hubungan bilateral maupun kerja sama multilateral, sehingga kehadiran seorang Dubes akan sangat strategis," kata Okta dalam keterangannya, Jakarta, Selasa, 15 April 2025.
Kendati begitu, Legislator dari Fraksi PAN itu menegaskan penunjukan Dubes merupakan hak prerogatif Presiden. Dia meyakini pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah mempertimbangkan penunjukan ini secara matang, terutama dalam konteks isu-isu strategis seperti kebijakan tarif era Trump yang memengaruhi ekspor Indonesia.
Okta menekankan Dubes bukan hanya perwakilan resmi pemerintah, melainkan juga wajah Indonesia dan ujung tombak diplomasi di kancah global. Dalam konteks Amerika Serikat, peran ini semakin vital karena negara tersebut memainkan peran besar dalam dinamika politik internasional.
"Saat ini kita menghadapi tantangan konkret, seperti kebijakan tarif impor yang berdampak pada produk ekspor Indonesia, serta kebijakan deportasi imigran. Tanpa kehadiran Dubes, respon diplomatik kita bisa tidak maksimal," ucap Okta.
Okta juga mengusulkan agar calon Dubes RI untuk Amerika Serikat memiliki kriteria khusus, mengingat kompleksitas hubungan kedua negara. Terutama, di tengah bayang-bayang kebijakan proteksionis era Presiden Donald Trump yang bisa kembali muncul.
Menurut dia, sosok yang ideal adalah mereka yang berpengalaman dalam iklim diplomasi politik, ekonomi, keamanan, hukum, sosial, dan budaya di Amerika Serikat.
Kemudian, memiliki jejaring luas dan kredibel di berbagai lingkaran strategis di Amerika Serikat. Selanjutnya, mempunyai pemahaman mendalam soal dinamika ekonomi-politik global.
"Dan punya latar belakang sebagai pengusaha, sehingga dapat mendorong ekspansi pasar Indonesia di AS secara konkret dan terukur," kata dia.
"Kita butuh figur yang bukan hanya piawai di meja perundingan, tapi juga bisa membuka peluang nyata di lapangan," timpalnya.
Okta juga menyampaikan kekhawatirannya atas data 4.276 WNI yang masuk daftar deportasi di Amerika Serikat. Menurutnya, kehadiran Dubes yang aktif akan memperkuat langkah-langkah perlindungan WNI dan mempercepat proses diplomasi.
Posisi Dubes RI untuk AS sudah kosong sejak Rosan Roeslani mengakhiri masa jabatannya pada Juli 2023. Sementara itu, berdasarkan wawancara media dengan Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, dijadwalkan rapat kerja bersama Kemlu digelar pada Kamis, 17 April 2025.
Rapat tersebut akan membahas kekosongan posisi Dubes di sejumlah negara serta dampak kebijakan perang tarif terhadap Indonesia.