Presiden Prabowo Tegaskan Indonesia Netral dalam Perang Dagang AS-China

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 12 April 2025 | 01:45 WIB
Prabowo Subianto
Prabowo Subianto

SinPo.id -  Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia tetap memegang prinsip netralitas dalam menyikapi perang dagang yang tengah terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua negara tersebut saling mengenakan tarif impor yang semakin tinggi, namun Prabowo menegaskan posisi Indonesia yang tidak berpihak pada salah satu pihak.

Usai menjadi pembicara dalam forum diskusi Antalya Diplomacy Forum (ADF) yang diselenggarakan di Kota Antalya, Turki, pada Jumat 11 April 2025 sore waktu setempat, Presiden Prabowo berharap agar AS dan China dapat segera mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

"Saya harap pada akhirnya mereka akan mencapai semacam kesepakatan, saya harap," ujar Prabowo dalam wawancara singkat bersama media di Antalya.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak akan memihak antara AS maupun China. Ia juga menyebut bahwa kedua negara tersebut adalah mitra dagang yang penting bagi Indonesia. Kepala Negara berharap Indonesia dapat berperan sebagai jembatan dalam hubungan antara AS dan China yang tengah memanas karena perang tarif ini.

"Tidak, tidak (memihak). Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik kami, kami juga menganggap AS sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan," tegasnya.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai kemungkinan Indonesia memutuskan kerja sama dengan China dan beralih ke Amerika Serikat, Presiden Prabowo menegaskan bahwa hal itu tidak akan terjadi. Menurutnya, hubungan bilateral Indonesia dan China sudah terlalu dekat dan tidak mungkin untuk diputuskan begitu saja.

"Tidak, tidak mungkin (memutus kerja sama). Tidak mungkin. China sudah terlalu dekat dengan Indonesia," ujar Prabowo.

Perang dagang antara AS dan China semakin memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan tarif resiprokal yang mengenakan kenaikan tarif hingga 145 persen terhadap barang impor dari China. Tak mau kalah, China juga menaikkan tarif impor barang asal AS, dari 84 persen menjadi 125 persen.

Sebelumnya, Trump juga mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal terhadap negara-negara mitra dagang lainnya, kecuali terhadap China.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI