Sabtu, 15 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Bapanas Proyeksikan Produksi Beras Maret Capai 5,48 Juta Ton, Surplus Jutaan Ton

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 14 Maret 2025 | 16:43 WIB
Ilustrasi pedagang beras (SinPo.id/ Ashar)
Ilustrasi pedagang beras (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan, proyeksi padi setara beras pada musim panen raya Maret 2025, diperkirakan mencapai hingga 5,48 juta ton. Puncak panen raya ini akan dimanfaatkan secara optimal untuk penguatan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). 

"Saat ini waktunya Bulog untuk menyerap dengan maksimal hasil produksi panen petani dalam negeri. Proyeksi produksi beras kita di Maret ini akan bisa mencapai 5,48 juta ton," kata Arief dalam keterangannya, Jumat, 14 Maret 2025. 

Arief menjelaskan, proyeksi itu jika dibandingkan dengan kebutuhan beras untuk konsumsi bulanan secara nasional, masih akan ada surplus mencapai 2,74 juta ton di periode Maret.

"Jadi ayo kita genjot bersama supaya pemerintah bisa serap hasil petani seoptimal mungkin untuk mempertebal stok CBP Indonesia," kata dia.

Arief menekankan komitmen pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memastikan penyerapan gabah dan beras petani secara optimal bersama Perum Bulog pada momentum panen raya. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), puncak panen raya akan jatuh pada periode Maret dan April 2025 karena memiliki estimasi produksi beras total mencapai 10,45 juta ton. 

Proyeksi itu dinilai sebagai produksi paling tinggi dalam tiga tahun terakhir dengan periode yang sama.

"Produksi beras di Maret bisa mencapai 5,48 juta ton, sedangkan menurut Proyeksi Neraca Pangan kebutuhan konsumsi di Maret adalah 2,74 juta ton, sehingga ada surplus 2,74 juta ton," ucapnya.

Sementara produksi April diperkirakan 4,97 juta ton dengan kebutuhan konsumsi 2,54 juta ton. Hal itu bisa membuat surplus hingga di angka 2,43 juta ton.

Lebih lanjut, Arief menyebutkan bahwa realisasi serapan Bulog hingga saat ini masih sekitar 250 ribuan ton.

"Nah, pada Maret dan April ini waktunya Bulog untuk fokus dan terus menaikkan kuantitas serapan gabah/beras, sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo agar menyerap gabah kering panen (GKP) Rp6.500 per kg,” tuturnya.

Adapun hingga 11 Maret, realisasi serapan setara beras oleh Bulog telah menyentuh angka 255 ribu ton atau 8,52 persen dari total target 3 juta ton setara beras. Pemerintah menginginkan kecukupan stok beras yang dikelola Bulog harus berasal dari produksi dalam negeri.

Dalam hal ini, pemerintah melalui Bapanas telah mengeluarkan kebijakan agar Bulog bisa menyerap hasil gabah petani dengan harga Rp6.500 per kg. Langkah itu ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 14 tahun 2025 dan Kepbadan Nomor 16 Tahun 2025.

Arief mengungkapkan, stok CBP yang memadai menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional. CBP dapat dipergunakan pemerintah tatkala terjadi fluktuasi harga di pasar atau stimulus bantuan ke masyarakat berpendapatan rendah.

Dia menambahkan, dengan kecukupan stok beras yang ada di Bulog, maka bisa menopang stabilitas pasokan dan harga pangan. Stok tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai intervensi stabilisasi pangan, seperti penyaluran beras SPHP dan bantuan pangan beras.

"Dampaknya bisa kita lihat bahwa inflasi terjaga hingga hari ini," ujar Arief.

Berdasarkan data BPS, tingkat inflasi beras secara bulanan pada Februari 2025 sedang mengalami penurunan menjadi 0,26 persen. Sementara inflasi beras pada tahun 2025 ini dibuka di 0,36 persen pada Januari.

Di samping itu, inflasi komponen volatile food atau inflasi pangan secara tahunan masih dilaporkan BPS berada di angka positif, yakni 0,56 persen. Capaian ini harus terus dapat dikendalikan dan dijaga pemerintah menimbang kondisi inflasi umum mengalami torehan -0,09 persen.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI