RI-Vietnam Jajaki Kerja Sama Lebih Dalam di Bidang Ekonomi dan Investasi

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia dan Vietnam yang telah memiliki hubungan diplomatik selama 70 tahun, saat ini semakin memperkuat komitmen untuk meningkatkan kemitraan strategis kedua negara.
Komitmen tersebut disampaikan melalui diselenggarakannya High Level Business Dialogue bertajuk “Vietnam and Indonesia: A Partnership for Progress and Prosperity”, untuk mengeksplorasi peluang kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara.
“Saya percaya, acara ini akan memberikan peluang yang berharga untuk menjajaki kerja sama yang lebih dalam antara Indonesia dan Vietnam, khususnya di bidang ekonomi dan investasi,” kata Airlangga, dikutip Selasa 11 Maret 2025.
Menurutnya, banyaknya jumlah populasi gabungan yang mencapai hampir 400 juta jiwa, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi besar dalam meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi. Bahkan tahun 2024, perdagangan bilateral keduanya terus menunjukkan perkembangan signifikan dengan total perdagangan mencapai USD15 miliar.
Tak hanya itu, investasi kedua negara terus meningkat dalam berbagai sektor, termasuk pertanian, infrastruktur, manufaktur, dan teknologi. Salah satu proyek investasi strategis yang berjalan yakni pembangunan pabrik kendaraan listrik VinFast di Subang, Jawa Barat.
Airlangga juga memaparkan sejumlah langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mendukung ekonomi kedua negara. Pertama, mengoptimalkan pemanfaatan Perjanjian Perdagangan ASEAN (ATIGA) yang memungkinkan tarif 0 persen pada 99,8 persen komoditas guna meningkatkan nilai perdagangan bilateral.
Kedua, mempercepat adopsi transaksi digital lintas batas guna meningkatkan aktivitas ekonomi. ASEAN juga tengah mempersiapkan ASEAN Digital Economic Framework (DEFA) ang akan ditandatangani pada KTT ASEAN tahun ini.
Ketiga, meningkatkan kolaborasi di bidang teknologi untuk membantu bisnis berkembang dan bersaing secara lebih efektif di kancah global, khususnya bagi UMKM. Bahkan raksasa teknologi Vietnam, FPT, telah memperluas jaringan bisnisnya di Indonesia, dan menciptakan peluang baru untuk berkolaborasi.
Meski demikian, ia juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi dalam kerja sama perdagangan, termasuk adanya berbagai kebijakan Non-Tariff Measures (NTM). Sehingga dibutuhkan diskusi dan komsultasi lebih lanjut untuk mengatasi tantangan tersebut.
“Saat ini, kerja sama antara kedua negara masih terbatas pada perdagangan dan investasi. Dengan populasi anak muda yang besar dan semakin melek teknologi, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi digital ASEAN,” tandasnya.
PERISTIWA 2 days ago
PERISTIWA 2 days ago
HUKUM 2 days ago
EKBIS 6 hours ago
PERISTIWA 1 day ago