Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Bisa Menular ke Manusia
SinPo.id - Tim ilmuwan China menemukan virus corona baru dari kelelawar yang berpotensi menular ke manusia karena menggunakan reseptor yang sama dengan virus COVID-19 dan SARS, menurut laporan South China Morning Post (SCMP) pada Kamis 20 Februari 2025
Virus HKU5-CoV-2 Dapat Menginfeksi Sel Manusia
Studi ini dilakukan oleh Laboratorium Guangzhou, Akademi Sains Guangzhou, Universitas Wuhan, dan Institut Virologi Wuhan, dan telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Cell pada Selasa (18/2).
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa virus baru, yang diberi nama HKU5-CoV-2, adalah turunan dari virus corona HKU5 yang sebelumnya ditemukan pada kelelawar pipistrelle Jepang di Hong Kong.
Uji laboratorium menunjukkan bahwa virus ini dapat menginfeksi sel manusia serta jaringan paru-paru dan usus yang dibudidayakan di laboratorium. Virus tersebut juga mampu mengikat reseptor enzim pengubah angiotensin manusia (ACE2)—reseptor yang sama digunakan oleh virus COVID-19 dan SARS untuk menginfeksi sel manusia.
Potensi Penularan Lintas Spesies
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa virus HKU5-CoV-2 dapat mengikat reseptor ACE2 pada manusia, kelelawar, dan beberapa hewan lainnya, meningkatkan kemungkinan terjadinya penularan lintas spesies.
Namun, para ilmuwan menekankan bahwa kemampuan pengikatan virus ini jauh lebih lemah dibandingkan SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19), sehingga risiko penularan luas antar manusia masih rendah.
China Tolak Teori Kebocoran Laboratorium
Penemuan ini kembali memunculkan perhatian terhadap asal-usul pandemi COVID-19, yang pertama kali dilaporkan di Wuhan pada Desember 2019 sebelum menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan hampir tujuh juta kematian global.
China sebelumnya telah menolak tuduhan yang didukung CIA bahwa COVID-19 berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan dan tetap berpegang pada teori penularan alami dari pasar tradisional.
Penelitian Lanjutan untuk Mengantisipasi Risiko Pandemi Baru
Para peneliti menegaskan bahwa studi ini bukan untuk menimbulkan ketakutan, tetapi sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan munculnya pandemi baru di masa depan.
Dengan adanya penelitian ini, ilmuwan berharap bisa mengembangkan sistem pemantauan yang lebih baik untuk mendeteksi dan mengendalikan virus-virus zoonosis sebelum menyebabkan wabah global.

