Antisipasi Krisis Pangan, Mentan Tekankan Pentingnya Percepat Swasembada Beras

SinPo.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya Indonesia mempercepat swasembada beras sekaligus memperkuat cadangan pangan nasional, untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan global yang dipicu oleh perubahan iklim dan ketidakstabilan distribusi.
Pasalnya, beberapa negara seperti Jepang, Malaysia, hingga Filipina, mengalami darurat pangan karena pasokan beras yang menipis. Bahkan Pemerintah Jepang untuk pertama kalinya dalam sejarah, melepaskan 210.000 ton beras dari cadangan darurat satu juta ton akibat lonjakan harga ekstrem.
Kemudian di Malaysia, kelangkaan beras lokal memicu kepanikan di masyarakat. Pasokan beras yang menipis menyebabkan lonjakan harga, sedangkan harga beras impor yang lebih tinggi semakin membebani rakyat.
Tak hanya itu, Filipina juga telah menetapkan status darurat ketahanan pangan sejak awal Februari 2025 setelah inflasi beras mencapai 24,4 persen, angka tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Hal itu menjadi pelajaran berharga bahwa ketergantungan pada impor bukanlah solusi jangka panjang.
Meski demikian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, harga beras medium di Indonesia stabil di kisaran Rp13.000-Rp14.000 per kilogram, lebih rendah dibanding puncak harga 2024 yang sempat mencapai Rp16.000 per kilogram.
“Stabilitas ini patut disyukuri, tapi kita tidak boleh berpuas diri. Ke depan, kita harus memperkuat cadangan beras nasional agar siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk dampak perubahan iklim yang semakin nyata,” kata Amran, dalam keterangan persnya, Jumat 21 Februari 2025.
Sementara untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Perum Bulog agar segera menyerap 3 juta ton beras dari petani dengan acuan HPP gabah Rp.6.500 per kilogram dan membeli beras Rp.12.000 per kilogram agar menjaga semangat petani untuk bertani.
“Ini langkah strategis. Dengan penyerapan massal, kita tidak hanya memastikan petani mendapatkan harga yang layak, tapi juga memperkuat stok nasional guna menghadapi ketidakpastian global. Indonesia saat ini dalam kondisi pangan yang kuat,” tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong sinergi dengan kementerian lain dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi beras berjalan lancar dan minim kebocoran. Karena swasembada beras bukan sekadar target, melainkan sebuah keharusan bagi kemandirian bangsa.
“Kita tidak ingin rakyat antre beras seperti di Filipina atau panik seperti di Malaysia dan Jepang. Dengan cadangan yang cukup dan sistem distribusi yang tangguh, Indonesia bisa menjadi contoh dalam ketahanan pangan global,” pungkasnya.
POLITIK 1 day ago
OLAHRAGA 9 hours ago
GALERI 2 days ago
BUDAYA 1 day ago
HUKUM 2 days ago
GALERI 1 day ago
POLITIK 2 days ago