Menyambut Tamu Istimewa dari Turki

Kunjungan Presiden Erdogan juga bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki. Memiliki hubungan batin dan emosional yang khusus.
SinPo.id - Dentuman meriam enam kali diikuti musik bertema Genderang Kemenangan, mengiringi langkah Presiden Prabowo menyambut kedatangan Presiden Erdogan. Rintik hujan kota Jakarta, Selasa malam, 11 Februari lalu menjadi saksi kedua sahabat pemimpin negara itu bersapa. Pertemuan mereka terasa hanggat ketika iringan musik gambang kromong saat prsiden Prabowo memperkenalkan para diplomat. Keakraban Presiden Prabowo begitu terasa ketika secara langsung mengantarkan Presiden Erdogan menuju tempatnya bermalam, keduanya tampak berada di dalam mobil yang sama selama perjalanan.
Esok harinya, tepatnya Rabu 12 Februari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapat sambutan tak kalah hangat. Istana menyiap 75 pasukan berkuda dan korps musik dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Bahkan saat mendekati istana Bogor sejumlah pelajar SD dan SMP juga terlihat ikut menyambut kedatangan Erdogan dengan memegang bendera Indonesia dan Turki.
Erdogan yang mengenakan jas hitam dengan kacamata hitam sempat bercengkrama beberapa saat dengan Presiden Prabowo ketika turun dari mobil dan langsung bersalaman. Dilanjutkan upacara penyambutan kenegaraan, mengumandangkan lagu kebangsaan kedua negara dan diiringi dentuman meriam sebanyak 19 kali.
Dalam pertemuan kedua kepala negara juga diwarnai saling memberikan cindera mata. Presiden Prabowo Subianto memberi senapan serbu kaliber 5,56 x 46 mm dengan tipe SS2-V4A2, buatan PT Pindad yang diyakini dengan akurasi tembakan. Selain itu juga menyerahkan sebilah keris yakni Balinese gegodohan dengan gagang gerantim terbuat dari perak dibalut emas dan permata rubi.
Sedangkan Presiden Erdoğan memberi guci berwarna putih dengan ornamen bunga berwarna merah muda dan sebuah hiasan kaligrafi berupa puisi yang berisikan doa dan rasa syukur masyarakat Jawa kepada Sultan Abdulmecid Khan dan Muhammad Hasib Pasha, Gubernur Hejaz, dan Syekh tanah Haram.
Puisi berisi doa dan rasa syukur ini diberikan karena telah menjamin keamanan dan kedamaian tanah suci serta kesejahteraan umat dengan pemerintahan yang adil. Hubungan keakraban ini menjadi momentum penguatan kerja sama Indonesia dan Turki yang terus berkembang serta mencerminkan semangat kemitraan dan persaudaraan yang kokoh antara kedua negara.
Presiden Erdogan juga menyerahkan hadiah satu unit mobil listrik Togg T10X kepada presiden Prabowo, sebagai simbol persahabatan dan hubungan erat yang telah terjalin selama tujuh dekade. Mobil Togg T10X yang langsung dicoba oleh Presiden Prabowo dengan duduk di kursi kemudi.
Togg T10X merupakan kendaraan listrik yang dikembangkan oleh Turkiye’nin Otomobili Girisim Grubu (Togg), sebuah perusahaan otomotif nasional dari Turki. Kendaraan itu dilengkapi perangkat cerdas yang terhubung dengan ekosistem mobilitas Togg, termasuk jangkauan baterai hingga 523 kilometer.
Memperkuat Kemitraan Strategis
Pertemuan presiden Erdogan menandai langkah baru memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara yang menjalin lama. Presiden Prabowo mengatakan, pertemuan itu sebagai pelaksanaan High Level Strategic Council yang pertama. “Ini adalah mekanisme hubungan bilateral tertinggi di antara kedua negara," ujar Prabowo.
Prabowo merasa kunjungan Erdogan ke Indonesia memiliki hubungan batin dan emosional yang khusus, apalagi kunjungan itu juga bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turki. .
"Suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami bangsa Indonesia menyambut kunjungan Presiden Republik Turki beserta delegasi Turki. Kunjungan ini adalah kehormatan bagi kami karena bertepatan 75 tahun," ujar Prabowo menambahkan.
Pertemuan antara kedua negara juga sangat sangat intensif dan produktif. Apalagi kedua negara punya komitmen yang sama memperkokoh kemitraan untuk kemakmuran dan bekerja demi tatanan dunia baru yang lebih baik mengarah ke perdamaian dan stabilitas dunia.
"Dalam pertemuan, kita membahas berbagai kerja sama yang sejalan prioritas kedua negara," katanya.
Sedangkan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memuji ketegasan Indonesia dalam membela Palestina. "Mengenai masalah Palestina, saya mengapresiasi sikap bangsa Indonesia yang sangat tegas," kata Erdogan.
Hal itu menjadi alasan Erdogan komitmen pembangunan kembali Palestina pascakonflik. “Kami akan terus melanjutkan kerja sama ini dengan Indonesia," ujar Erdogan menambahkan.
Erdogan juga mengatakan sikap Turki tegas membela Palestina termasuk kemerdekaan 'East Jerussalem' yang merupakan bagian dari Palestina tidak bisa lagi ditunda.
Menurut dia, segala upaya yang menghalangi kedaulatan Palestina hanya akan menambah masa konflik yang berimbas pada ketidakstabilan global. Ia berharap kesepakatan antara Turki dan Indonesia dapat menjadi jembatan bagi kemaslahatan warga Palestina. Selain menyoroti kebebasan Palestina, Erdogan dan Prabowo membahas sejumlah isu global terkait energi, kesehatan, pertanian, industri pertahanan hingga pendidikan. Indonesia dan Turki juga sepakat untuk berkolaborasi meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan pertahanan.
Presiden Prabowo Subianto usai bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu, 12 Februari 2025 mengatakan, akan memperkuat kolaborasi di sektor pertahanan dan keamanan, termasuk pendidikan militer, kerjasama Intelejen dan kontra terorisme.
"Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, kami berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan antara dua negara dengan saling menguntungkan kedua negara," ujar Prabowo.
Di sektor ekonomi, Indonesia dan Turki sepakat memperluas akses pasar bagi produk-produk kedua negara. Selain itu sepakat untuk meningkatkan produksi bersama di industri pertahanan serta di bidang kesehatan. "Kami sepakat juga untuk tingkatkan produksi bersama dan kerja sama di industri pertahanan. di bidang kesehatan kami juga ingin tingkatkan kerja sama," kata Prabowo menegaskan.
Indonesia Spesial Bagi Turki
Guru Besar Ekonomi Politik Internasional dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Faris Al Fahdhat menilai, kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuktikan Indonesia sangat spesial bagi Turki. Ia menyebut hubungan diplomatik kedua negara, memang sangat erat dan spesial, terlebih Erdogan dan Presiden Prabowo Subianto meghasilkan 13 kesepakatan kerja sama di berbagai bidang.
"Ini menunjukkan, makna dari kunjungan ini bagaimana kedua negara ini sebenarnya memiliki hubungan yang sangat panjang, erat dan spesial. Sulit untuk melihat kerjasama yang begitu erat selama ini," kata Faris.
Ia menilai kunjungan Erdogan yang membawa banyak tim dan disambut baik oleh Prabowo, juga menunjukan hubungan kedua pemimpin negara sangat harmonis, di tengah kondisi geopolitik, geoekonomi global yang tidak menentu. Hal itu sekaligus membantah pemberitaan mengenai Erdogan yang meninggalkan ruangan saat Prabowo pidato di forum KTT Eight (D-8) di Kairo, Mesir, pada Desember 2024 lalu.
Faris juga mengingatkan agar 13 poin MoU yang dihasilkan Indonesia - Turki benar-benar dilaksanakan dengan baik agar kedua negara saling menguntungkan. Terlbih saat ini Presiden Prabowo sedang memangkas atau efisiensi anggaran yang berpengaruh terhadap kerja sama dengan negara mitra.
"Karena kedua negara ini kan sudah memiliki hubungan yang sangat baik. Hanya memang harapannya kerjasama ini tidak berhenti sebatas penandatangann. Tetapi betul-betul bagaimana ini bisa direalisasikan,” kata Faris menjelaskan.
Faris menekankan kunjungan Erdogan yang bertepatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki itu harus didorong agar kedua negara. Mengambil peran atau terlibat lebih aktif dengan peran lebih besar lagi di panggung politik global. Karena, Indonesia dan Turki mewakili negara berkembang dengan mayoritas penduduknya muslim.
Pengamat Politik, Yusak Farchan menilai, lawatan kenegaraan Presiden Turki Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia bermanfaat besar dari sektor energi, pertanian, pertahanan, industri komunikasi, kesehatan, hingga pendidikan. "Tentu kunjugan Erdogan banyak manfaatnya bagi Indonesia, terutama sektor energi hingga pendidikan," kata Yusak.
Menurut Yusak, Indonesia merupakan sahabat baik Turki, sehingga hal itu tentu membuat hubungan bilateral Indonesia dengan Turki dari segala sektor bidang semakin terjalin erat. "Kunjungan persahabatan Erdogan akan memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia," ujar Yusak menambahkan.
Presiden Prabowo mempunyai target khusus menjadikan Turki sebagai mitra strategis yang saling menguntungkan kedua negara, utamanya dari faktor ekonomi. Termasuk penyelesaian perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Indonesia-Turki untuk memperkuat ekonomi kedua negara.
Di sisi lain pertemuan Prabowo dan Erdogan punya arah agar Turki ikut andil menyelesaikan proyek IKN. "Jadi saya kira sangat positif pertemuan antara Erdogan dengan Presiden Prabowo," katanya. (*)