Polisi di Samarinda Jadi Penggali Kubur Gratis untuk Warga Kurang Mampu

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 11 Februari 2025 | 01:53 WIB
Polisi Jadi Tukang Gali Kubur di Samarinda
Polisi Jadi Tukang Gali Kubur di Samarinda

SinPo.id -  Di balik tugasnya sebagai anggota Polsek Samarinda Ulu, Bripka Joko Hadi Aprianto menjalani pengabdian luar biasa sebagai penggali kubur gratis bagi warga kurang mampu di Samarinda, Kalimantan Timur. Aksi sosialnya ini telah ia lakukan sejak remaja dan terus berlanjut meski telah menjadi polisi.

Dedikasi Bripka Joko dalam membantu masyarakat menjadikannya salah satu kandidat Hoegeng Awards 2025. Usulan ini datang dari Hendy Saputra, warga Samarinda Kota, yang mengenalnya saat menjadi pemandu rombongan umrah tahun lalu.

"Pak Joko itu polisi, tapi lebih dikenal sebagai penggali kubur dan relawan. Orangnya sangat peduli dengan warga, bahkan saat umrah pun ia aktif membantu jemaah lain," kata Hendy, Senin 10 Februari 2025.

Bripka Joko telah menekuni pekerjaan sebagai penggali kubur sejak SMP. Saat itu, kondisi ekonomi keluarganya yang terbatas mendorongnya mencari penghasilan tambahan.

"Saya mulai jadi penggali kubur sejak kelas 2 SMP. Ayah saya seorang polisi tamtama dengan tujuh anak. Karena gaji tidak seberapa, saya bekerja untuk membantu keluarga," ungkapnya.

Pada tahun 2005, sang ayah mendorongnya untuk mendaftar sebagai polisi. Setelah lulus dan kembali bertugas di Samarinda, ia tetap melanjutkan pengabdiannya sebagai penggali kubur.

Kini, Bripka Joko juga menjabat sebagai ketua pemakaman di wilayah tempat tinggalnya, mengelola lahan kuburan, serta memastikan warga kurang mampu mendapatkan pemakaman secara gratis.

"Saya mewakafkan tanah warisan ayah saya untuk pemakaman warga. Kalau ada yang kurang mampu, saya gratiskan biaya penggalian kuburnya," jelasnya.

Menolak Penghargaan Demi Perjuangan Lahan Pemakaman

Bripka Joko dikenal sebagai sosok yang tidak mengejar penghargaan pribadi. Ia beberapa kali menolak penghargaan dan kesempatan sekolah perwira, demi mendapatkan tanah wakaf untuk memperluas lahan pemakaman warga.

"Tahun 2014 dan 2023, saya dapat penghargaan, saya tolak. Tahun 2024, saya ditawari sekolah perwira gratis oleh Kapolri, tapi saya tetap meminta tanah wakaf," tegasnya.

Menurutnya, keterbatasan lahan pemakaman menjadi masalah serius bagi masyarakat. Oleh karena itu, ia lebih memilih berjuang agar warga memiliki tempat layak untuk dimakamkan.

"Kalau saya mau berpikir untuk diri sendiri, saya bisa ambil sekolah perwira. Tapi ini soal kebutuhan warga. Kasihan kalau lahan makin sempit," pungkasnya.

Pengabdian Bripka Joko menjadi bukti bahwa seorang polisi bisa lebih dari sekadar aparat penegak hukum. Dengan ketulusan hati, ia telah menjadi pahlawan bagi banyak keluarga yang berduka.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI