PENGEMBANGAN KENDARAAN LISTRIK

Temui Prabowo, Menteri Investasi Bahas Pengembangan Kendaraan Listrik

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 06 Februari 2025 | 19:44 WIB
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani (SinPo.id/ Setpres)
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani (SinPo.id/ Setpres)

SinPo.id - Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, untuk membahas strategi dalam memperkuat investasi dalam pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Usai pertemuan, Rosan menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengambil peran lebih aktif dalam industri kendaraan listrik, mengingat sumber daya nikel yang melimpah serta ekosistem baterai yang sudah berkembang.

“Kita kan potensi dari nikelnya segala macem, baterainya sampe baterai itu sudah ada, recycle baterainya sudah ada," kata Rosan, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 6 Februari 2025.

"Nah, tapi mobilnya kan kita belum ada nih, mobil listriknya, sedangkan kita kan sudah committed untuk net zero emission di 2060, malah keinginannya Bapak Presiden bisa lebih cepat," imbuhnya.

Terlebih, kata Rosan, Indonesia masih bergantung pada investasi dari perusahaan luar seperti Hyundai, BYD, dan Wuling yang sudah membangun manufaktur di dalam negeri. Namun, ia menekankan perlunya peran lebih besar bagi Indonesia dalam industri ini.

“Produksi mobil kita kan sekitar 1,2 juta per tahun, dan berkembang, dan diharapkan di tahun 2030 tadi disampaikan sampai 2,5 juta. Ya, intinya masa kita hanya tidak bisa berperan lebih besar dari itu?” ungkapnya.

Sementara terkait dengan pertanyaan mengenai merek-merek yang sudah masuk ke pasar Indonesia, Rosan menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada investasi dari luar, tetapi juga mengkaji kemungkinan pengembangan kendaraan listrik nasional.

Oleh karena itu, pemerintah berharap dapat mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik nasional dan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok global.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI