PBNU Yakini Badan Gizi Nasional Profesional Jaga Kualitas Produk MBG

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 20 Januari 2025 | 21:15 WIB
Ilustrasi penyaluran program makan bergizi gratis. (SinPo.id/Ashar)
Ilustrasi penyaluran program makan bergizi gratis. (SinPo.id/Ashar)

SinPo.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menilai, kualitas makanan yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pasti sangat dijaga dengan cara profesional oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Karena, sistem pengorganisasian program MBG benar-benar dilakukan dengan baik. 

Hal itu disampaikan Gus Yahya menanggapi kejadian mual-nual dan pusing yang dialami 40 pelajar SD Dukuh 03, Sukoharjo, beberapa waktu lalu, usai mengkonsumsi makan bergizi gratis. 

"Tadi kami sudah mendengar paparan Pak Kepala BGN (Dadan Hindayana), saya kira keseluruhan sistem pengorganisasian dari program ini, saya kira sangat-sangat reliable untuk menjamin kualitas dari produk dan manfaat yang diterima," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin, 20 Januari 2025. 

Gus Yahya meyakini, kejadian seperti di Sukoharjo, tidak akan terulang lagi, dengan penguatan pengawasan dan kontrol oleh BGN. Lagi pula, kasus 40 murid yang mual dan pusing itu masih terbilang kecil, dibandingkan total penerima manfaat MBG yang sudah mencapai 800 ribu orang. 

"Bahwa kemarin misalnya ada insiden, saya kira dibanding apa yang sudah dicapai, itu kecil sekali. Insiden kemarin itu kan hanya melibatkan, ya mungkin beberapa, hanya 40 siswa. Dibanding capaian BGN sekarang, per hari ini tadi informasi juga dari Pak Kepala BGN sudah 800 ribu (penerima manfaat MBG). Kasus (40 pelajar) itu kecil sekali dan itu bisa dengan mudah dikoreksi," ucapnya. 

Sementara itu, Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan, pihaknya memiliki standar tertentu saat menyajikan MBG. Sejumlah standar tersebut yaitu, pemenuhan kalori, hingga kehigienisan makanan. Ia menjamin dapur MBG memenuhi kedua standar tersebut.

"Sebetulnya diketahui bahwa standar dari Badan Gizi itu, yang pertama adalah pemenuhan kalori, kemudian pemenuhan komposisi gizi. Hang ketiga, higienis dan keempat, keamanan pangan," kata Dadan. 

Adapun kejadian di Sukoharjo merupakan kesalahan teknis, dan tidak ada kesengajaan. Tak lama setelah kejadian anak-anak yang menunjukkan gejala mual dan muntah-muntah, petugas SPPG setempat langsung menarik makanan dari edarkan, dan menggantinya dengan menu baru berupa telur. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI