Bapanas Ungkap Kebijakan Stop Impor Beras Indonesia Turunkan Harga Beras Dunia

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 12 Januari 2025 | 13:31 WIB
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. (SinPo.id/dok. Bapanas)
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. (SinPo.id/dok. Bapanas)

SinPo.id - Kepala Badan Pangan Nasiona (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga beras di pasar internasional turut berpengaruh akibat Indonesia menyetop importasi beras. 

Menurut Arief, beras dari beberapa negara turun, mulai dari USD 640 per metrik ton, lalu turun lagi ke USD 590- USD 490. Saat ini sudah mendekati USD 400.

"Izin Pak Menko Pangan (Zulkifli Hasan), ternyata kebijakan kita turut memicu harga beras di pasar dunia turun. Begitu Pak Menko sampaikan bahwa kita tidak mengimpor 4 produk pangan, salah satunya beras. Jadi luar biasa kebijakan kita hari ini," kata Arief dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Banten yang dihelat di Pendopo Gubernur, Serang, ditulis Minggu, 12 Januari 2025. 

Arief memaparkan, berdasarkan data perkembangan harga beras putih 5 persen (Free on Board) dari beberapa negara yang dihimpun tim Bapanas, terlihat rerata harga beras dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar pada Januari 2024 berada di rentang harga 622 dolar AS sampai 655 dolar AS per metrik ton. 

Kemudian, per 19 Desember 2024 yang merupakan momen setelah pengumuman stop impor beras Indonesia, juga mulai menurun di rentang 455 dolar AS sampai 514 dolar AS per metrik ton. Di bulan ini, India sudah mulai membuka keran ekspornya. Tren harga beras putih pun semakin menurun pada 8 Januari 2025 menjadi rentang 430 dolar AS sampai 490 dolar AS per metrik ton.

Menurut The FAO All Rice Price Index (FARPI), Indeks di Desember 2024 menurun 1,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 119,2 poin. Namun dilihat secara setahun penuh, rerata indeks FARPI di 2024 masih lebih tinggi 0,8 persen dibandingkan tahun 2023.

"Harga beras di dunia turun, namun harga petani kita disesuaikan lebih baik lagi, menjelang panen raya tahun ini. Sekali lagi terima kasih kebijakan kepada petani Indonesia," kata Arief.

Kesejahteraan petani padi dapat tercermin dari perkembangan indeks Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP). NTPP di Februari 2024 yakni 120,30 menjadi paling tinggi dibandingkan NTPP bulan-bulan sebelumnya selama 5 tahun terakhir. NTPP di Desember 2024 pun cukup baik dengan masih menorehkan lebih dari 100 dengan angka 108,90.

Sementara kondisi di hilir juga cukup baik dengan inflasi yang terus dijaga dan dikendalikan pemerintah. Tingkat inflasi umum secara tahunan di 2024 menjadi yang terbaik sejak tahun 1958 dengan raihan 1,54 persen. Terkendalinya tingkat inflasi disebut Badan Pusat Statistik (BPS), salah satunya dipengaruhi penurunan harga komoditas pangan yang lebih stabil selama 2024 dalam 2 tahun terakhir.

"Tentu kita ingin terus membentuk ekosistem pangan yang ideal. Di hulu, petani kita terus berproduksi dan memperoleh harga yang baik. Di hilir pun inflasi pun terkendali dengan baik. Nah kalau sudah seperti ini, tugas kami di Badan Pangan Nasional dan Bulog mempersiapkan penyerapan berasnya. Jadi panen gabah petani kita harus terserap sesuai perintah Bapak Presiden Prabowo," ujar Arief.

Sementara Menko Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, panen raya mendatang menjadi momentum strategis dalam memperkuat stok beras nasional. Karena itu, selain menekankan Perum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan gabah, peran pemerintah daerah juga penting dalam menyiapkan infrastruktur mendukung swasembada pangan, khususnya menjaga lahan pertanian agar tidak beralih fungsi.

"Lahan baku sawah kita, kurang lebih luasnya 7,4 hektare, karena ada perubahan alih fungsi, kita minta pemda menjaga betul agar sawah kita tidak berubah fungsi," kata Zulhas. 

Untuk itu, Zulhas meminta jangan ada pihak yang mengubah atau mencoba alih fungsi lahan pertanian. Apalagi irigasinya bagus. Pemerintah dan berbagai stakeholder terkait sudah mengatur jalur pengairan menjadi lebih baik. 

"Kita minta betul masyarakat untuk mengawasi. Tidak boleh ada alih fungsi lahan pertanian, khususnya sawah," tegas Zulhas.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI