DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA

Menlu Sugiono Sebut Asta Cita Jadi Panduan Diplomasi Ekonomi Indonesia

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 10 Januari 2025 | 18:56 WIB
Menlu RI Sugiono (SinPo.id/ Tangkapan layar)
Menlu RI Sugiono (SinPo.id/ Tangkapan layar)

SinPo.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono, menekankan diplomasi ekonomi Indonesia diarahkan dalam upaya mendukung terwujudnya visi besar Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran. Diantaranya, target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. 

"Menuju negara maju bukan sekadar ambisi, ini adalah komitmen kita. Karena itu, fokus diplomasi ekonomi ditujukan untuk mewujudkan Asta Cita, yang mencakup percepatan transisi energi hijau, pengembangan ekonomi biru, penguatan ekonomi digital dan kreatif, serta mendukung hilirisasi komoditas," kata Sugiono dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2025. 

Diplomasi ekonomi Indonesia, lanjut Sugiono, utamanya memegang teguh nilai-nilai Pancasila, yang mendorong perdagangan lebih adil, perluasan pasar produk Indonesia di luar negeri, serta menarik investasi demi mendukung prioritas nasional. 

"Karena suatu negara hanya akan dihormati dan disegani jika rakyatnya makmur, rakyatnya cerdas, rakyatnya sejahtera, dan ada keadilan di dalamnya," tegas Sugiono. 

Untuk mewujudkan itu semua, Indonesia akan berfokus dalam memperkuat kemitraan yang strategis dengan mitra pasar non-tradisional, sekaligus sebagai tujuan outbound investment Indonesia.

"Indonesia berkomitmen menyelesaikan perjanjian perdagangan internasional yang tengah berjalan, guna mengurangi ketegangan perdagangan serta memberikan kejelasan dan perlindungan bagi pelaku usaha, termasuk bagi UMKM," kata dia.

Kemudian, Indonesia akan terus berperan aktif dalam kemitraan global dalam mendukung kebijakan kedaulatan pangan nasional dan ketahanan serta kemandirian energi. Komitmen terhadap keberlanjutan dan sustainable growth juga menjadi salah satu pilar utama diplomasi Indonesia.

Diplomasi ekonomi Indonesia akan memperjuangkan sistem yang lebih berkeadilan, menyoroti berbagai economic injustice dan unfair trade policies and practices yang terjadi, termasuk terhadap komoditas unggulan, terutama bagi negara berkembang dan Global South.

"Karena itulah, diplomasi ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo akan memperjuangkan sistem perekonomian dunia yang lebih berkeadilan bagi negara berkembang dan the Global South," tuturnya.

Berikutnya, lanjut Sugiono, diplomasi kesehatan juga akan menjadi prioritas strategis, mencakup penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), serta kemandirian obat dan vaksin nasional. 

"Indonesia juga akan terus memperkuat arsitektur kesehatan global yang lebih tanggap menjawab tantangan wabah penyakit dan pandemi di masa depan* katanya.

Sugiono juga menegaskan, diplomasi Indonesia tak hanya dalam upaya menjaga kedaulatan dan ketahanan nasional, tetapi juga meningkatkan kepemimpinan di panggung global untuk membawa manfaat nyata bagi rakyat Indonesia dan dunia.

“Diplomasi Indonesia harus beradaptasi. Kita tidak lagi bisa terjebak dalam rutinitas. Indonesia harus memimpin dengan keberanian, inovasi, dan ketangguhan," tukas Sugiono.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI