Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag Genjot Ekspor hingga 10 Persen
SinPo.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI menargetkan nilai ekspor Indonesia sebesar USD 294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1 persen pada 2025. Hal ini sebagai upaya mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
"Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen pada 2029 mendatang," kata Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Fajarini Puntodewi, dalam keterangannya, Rabu, 20 November 2024.
Menurut Puntodewi, untuk mewujudkan target 8 persen tersebut, nilai ekspor Indonesia harus terus meningkat mencapai USD 405,69 miliar atau pertumbuhannya 9,64 persen pada 2029. Sebab, nilai ekspor merupakan salah satu pengungkit pertumbuhan ekonomi yang memberikan kontribusi cukup besar.
"Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, ekspor Indonesia harus tumbuh 7-10 persen. BKPerdag menargetkan, pada 2025, nilai ekspor ditargetkan mencapai USD 294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1 persen. Nilai ekspor harus terus meningkat hingga 2029 dan ditargetkan mencapai USD 405,69 miliar dengan pertumbuhan 9,64 persen," tuturnya.
Puntodewi menyampaikan, World Bank dan International Monetary Fund (IMF) telah memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global pada 2025 mencapai 2,7 persen hingga 3,2 persen.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen atau meningkat dibandingkan dari proyeksi pertumbuhan 2024 sebesar 5 persen.
Pertumbuhan volume perdagangan barang dan jasa global juga diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dari 2024 dan mencapai 3,4 persen.
Puntodewi menekankan, dibutuhkan kebijakan kunci, pendorong kunci, dan sektor kunci yang menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai target tersebut. Salah satu kuncinya adalah ekspor yang tumbuh tinggi.
Kemendag, lanjut Puntodewi, memiliki tiga fokus program untuk mencapai target tersebut. Pertama, pengamanan pasar dalam negeri, sehingga produk lokal dapat berdaya saing menjadi tuan rumah di pasar dalam negeri.
Kedua, perluasan pasar ekspor dengan meningkatkan pangsa pasar produk ekspor Indonesia di pasar global. Ketiga, peningkatan UMKM "Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor" untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM terhadap ekspor nasional.