Guru Besar UI: Kemenangan Trump Tak Terlepas dari Lobi-lobi Yahudi

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 08 November 2024 | 14:31 WIB
Guru Besar Hukum International UI Prof Hikmahanto Juwana. (SinPo.id/Dok. UI)
Guru Besar Hukum International UI Prof Hikmahanto Juwana. (SinPo.id/Dok. UI)

SinPo.id - Guru Besar Hukum International Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana menilai, kemenangan Donald Trump terhadap Kamala Harris pada Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024, tidak terlepas dari lobi-lobi Yahudi. Karena, kelompok Yahudi ingin AS berada 100 persen dibelakang negara Israel pada konflik di Gaza. 

"Saya melihatnya Presiden Trump menang karena ada lobi-lobi Yahudi yang ingin memastikan Trump lah yang akan menjadi Presiden AS. Sehingga Amerika 100 persen berada di belakang Israel," kata Prof Hikmahanto saat dihubungi SinPo.id, Jumat, 8 November 2024. 

Namun, lanjut Hikmahanto, Trump dalam pidato kemenangannya mengaku tidak akan memulai sebuah perang. Hal itu juga kritikannya terhadap pemerintahan Joe Biden, dengan menyebutnya sebagai kabinet perang. 

Hikmahanto memprediksi, Trump kemungkinan akan menekan Iran termasuk produksinya, untuk menghentikan serangan ke Israel.

"Yang akan dia lakukan misalnya di Gaza, dia akan mengatakan kepada Iran, 'Iran kamu harus hentikan serangan ke Isarael, kamu harus hentikan proksi-proksi kamu menyerang Israel. Kalau kamu tetap melakukan itu dan Israel akan membalas, kami Amerika Serikat akan berada 100 persen dibelakang Israel, dan akan membinasakan Iran'," tuturnya. 

Hal inilah yang membuat banyak negara khawatir dengan kembali terpilihnya Trump sebagai Presiden AS. Sebab, dikhawatirkan eskalasi perang di Timur Tengah kan semakin besar, dan tentu berdampak pada dunia, termasuk Indonesia.

Namun, jika Iran menyanggupi permintaan Trump, perdamaian akan terjadi di Timur Tengah. Dengan demikian, Trump pun bisa menekan Israel untuk mengakui Palestina sebagai negara. Artinya, akan terwujud two state solution. 

"Two state-solution itu bisa terjadi dengan catatan bahwa Trump akan bilang sama Iran awas kalau Hamas menyerang Israel setelah adanya two state solution. Karena yang dikhawatirkan Israel adalah kalau Palestina diakui kemerdekaanya tetapi dia terus mendapat serangan dari Hamas, maka dia merasa tidak terjamin keamanannya. Sehinga lebih baik Palestina ditangan Israel dan dia dapat melakukan tindakan-tindakan polisionil  meskipun itu melanggar HAM, melanggar kejahatan internasional, dan lain sebagainya," tukasnya 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI