KOMODITAS PANGAN KOPERASI

Kemenkop Jajaki Kerja Sama dengan Bulog Serap Komoditas Pangan Koperasi

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 31 Oktober 2024 | 19:45 WIB
Menkop Budi Arie Setiadi dan Dirut Bulog Wahyu Suparyono (SinPo.id/ Dok. Kemenkop)
Menkop Budi Arie Setiadi dan Dirut Bulog Wahyu Suparyono (SinPo.id/ Dok. Kemenkop)

SinPo.id - Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan Perum Bulog berencana melakukan kerja sama terkait penyerapan komoditas pangan yang dikelola oleh koperasi. Nantinya produk pangan yang diproduksi oleh koperasi seperti beras, jagung, daging, kedelai dan lainnya, akan diserap oleh Perum Bulog. 

Menkop Budi Arie Setiadi mengatakan, kerjasama ini akan segera dikukuhkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) dalam waktu dekat. 

"Jadi, keterlibatan koperasi di dalam kerja sama ini diharapkan juga nantinya semakin meningkatkan semangat masyarakat untuk berkoperasi," kata Budi usai menerima kunjungan Dirut Perum Bulog Wahyu Suparyono di Kantor Kemenkop, Jakarta Selatan, Kamis, 31 Oktober 2024. 

Koperasi-koperasi yang akan dilibatkan dalam kerja sama ini adalah koperasi yang bergerak di sektor pangan dan beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) yang akan dilakukan revitalisasi. Dengan sumber daya Perum Bulog yaitu jumlah gudang mencapai 1.596 unit dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia akan memudahkan bagi koperasi di daerah melakukan sinergi.

"Nanti kita lihat koperasi-koperasi yang sehat dan yang bergerak di sektor pangan untuk terlibat dalam kerja sama ini," kata Budi.

Budi meyakini, melalui kerja sama ini, akan mendorong peningkatan kesejahteraan anggota koperasi. Secara tidak langsung koperasi juga dapat berperan sebagai stabilitator harga pangan di pasar yang sering mengalami fluktuasi.

"Untuk teknisnya kita bicarakan lebih mendalam, yang penting adalah bagaimana memastikan keterjangkauan, ketersediaan dan stabilisasi harga karena tidak boleh bergejolak, kasihan rakyat," ucapnya.

Budi menggaris-bawahi juga bahwa dengan keterlibatan koperasi dalam membangun ekosistem pangan ini adalah bagaimana memulihkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Tak dipungkiri ada beberapa koperasi yang salah kelola oleh pengurusnya sehingga memicu penurunan tingkat kepercayaan publik terhadap koperasi.

"Jadi dalam kerja sama ini koperasi harus untung tetapi tidak boleh fiktif, markup, dan tidak boleh menipu. Kita sadar bahwa koperasi menjadi alat yang baik untuk meningkatkan itu (keuntungan). Ini jadi kesempatan kita untuk memulihkan kepercayaan masyarakat," kata Budi.

Senada, Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono sangat yakin, skema kerja sama ini bakal memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dengan kapasitas gudang yang mencapai 4 juta ton, Perum Bulog akan mampu menyerap banyak komoditas hasil petani anggota koperasi.

"Melalui kerja sama ini kita ingin saling menguntungkan, dengan begitu perputaran ekonomi di koperasi akan bergerak. Bulog tidak bergerak sendirian dan di sini ada koperasi sehingga saling mengontrol," kata Wahyu.

Wahyu memastikan, Perum Bulog akan terus memaksimalkan peluang untuk menjaga harga jual komoditas di tingkat petani tetap di atas harga pasar. Dengan jaminan harga yang lebih baik diharapkan bisa mendorong kesejahteraan petani.

"Jadi kalau BUMN (Perum Bulog) sudah kerjasama dengan (Kementerian Koperasi) pasti akan luar biasa. Saat ini konsep kerjasama sudah selesai," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI