GENOSIDA ISRAEL

PP Muhammadiyah Mengutuk Serangan Israel yang Tewaskan Pimpinan Hamas

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:19 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas (SinPo.id/ Tio Pirnando)
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas (SinPo.id/ Tio Pirnando)

SinPo.id - Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengutuk serangan tentara Israel yang menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Jalur Gaza. Muhammadiyah menyampaikan duka cita atas meninggalnya Yahya Sinwar.

"PP Muhammadiyah menyampaikan rasa dukacita yang dalam atas tewas dan wafatnya Yahya Sinwar, tokoh Hamas dan tokoh rakyat Palestina, yang telah dibunuh oleh Israel secara biadab," kata Anwar kepada wartawan, Jakarta, Sabtu, 19 Oktober 2024.

Anwar berharap kematian Yahya Sinwar tak membuat semangat rakyat Palestina kendur dalam memperjuangkan kemerdekaan negaranya. Menurutnya, semangat rakyat Palestina harus semakin menyala atas peristiwa tersebut.

"Kita berharap, dengan kematian Yahya Sinwar ini, semangat rakyat Palestina tidak akan pernah kendur sedikit pun. Malah, dengan kepergian tokoh mereka yang gagah berani ini, kita berharap semangat juang rakyat Palestina untuk merebut kemerdekaannya semakin menyala-nyala dan bergelora. Karena yang namanya kemerdekaan yang ingin mereka rebut itu jelas merupakan sesuatu yang luhur dan mulia," ucapnya.

Anwar juga berdoa agar rakyat Palestina segera mendapatkan apa yang selama ini diperjuangkan. Sehingga, rakyat Palestina dapat mendirikan dan membangun sebuah negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Sebelumnya, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan tank Israel menembak sebuah rumah karena ada pergerakan mencurigakan pada tengah malam. Pagi harinya, Radio Angkatan Darat Israel mengatakan sebuah pesawat nirawak memindai area serangan dan tentara mengenali wajah yang diduga Yahya Sinwar di antara reruntuhan.

Israel kini sedang memeriksa sidik jari dan catatan gigi dari jasad yang diyakini sebagai Yahya Sinwar. Pemeriksaan itu dilakukan seiring tes DNA oleh Israel.

Pemerintah Israel juga dilaporkan telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) bahwa mereka sedang melakukan pengujian DNA untuk mengonfirmasi kematian Sinwar. Pemerintah Israel memiliki data biometrik Sinwar karena dia menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel atas tuduhan pembunuhan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI