DPR: Angka Kematian Akibat Tiga Penyakit Tidak Menular Terus Meningkat
SinPo.id - Anggota DPR RI Gamal Albinsaid mengatakan angka kematian akibat tiga penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, diabetes dan stunting, terus meningkat dan menjadi permasalahan utama di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kematian akibat Peningkatan Penyakit Tidak Menular mencapai 7,03 juta kasus sejak 1 Januari 2017 hingga tahun 2022.
"Data WHO menunjukkan terdapat 10 penyakit sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia, di antaranya stroke 131,8, jantung iskemik 95,68, diabetes 40,78 kasus kematian per 100 ribu penduduk," kata Gamal, dalam keterangan persnya sebagaimana dikutip pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Kemudian berdasarkan data dari BPJS Kesehatan tahun 2023, penyakit jantung menjadi penyakit dengan biaya BPJS Kesehatan tertinggi dengan Rp10,28 triliun, diikuti kanker Rp3,54 triliun, dan stroke Rp2,55 triliun.
Selain itu, berdasarkan hasil SKI 2023, prevalensi stunting sebesar 21,5 persen. Sekitar 1 dari 5 balita di Indonesia mengalami stunting dengan kasus terbanyak pada kelompok usia 24 sampai 35 bulan. Padahal gizi merupakan salah satu aspek kunci bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
Anggaran yang sudah dialokasikan untuk penanganan stunting, menurutnya, sudah cukup memadai, namun kinerja anggaran tersebut belum mencapai target yang diharapkan.
"Di tahun 2021 dengan anggaran Rp35,3 triliun, angka stunting turun 1,7 persen (2022), Tahun 2022 anggaran Rp34,1 triliun angka stunting turun 0.1 persen (2023) dan di tahun 2023 anggaran Rp30 triliun dengan harapan angka stunting turun sekitar 7 persen di tahun 2024," tuturnya.
Terakhir, Menurut data International Diabetes Federation (IDF) 2021, Indonesia kini menduduki peringkat lima sebagai negara dengan kasus diabetes terbanyak di dunia, dengan 19,5 juta orang Indonesia berumur 20-79 tahun yang terkena diabetes.
"IDF juga memprediksi Indonesia masih akan menduduki peringkat 5 di 2045 mendatang. Perkiraannya, kasus diabetes Indonesia akan mencapai 28,6 juta atau meroket 46,6 persen," tandasnya.