Peringatan Setahun Invasi Israel ke Gaza, Ribuan Orang Berunjuk Rasa di Seluruh Dunia
SinPo.id - Ribuan demonstran pro-Palestina berunjuk rasa di kota-kota di seluruh dunia, pada hari Minggu, untuk peringati satu tahun serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober di Israel yang memicu perang besar-besaran di Gaza.
Demonstrasi diadakan di kota-kota besar di sejumlah negara, mulai dari Jakarta, Istanbul hingga Rabat, dan diikuti protes di sejumlah ibu kota besar Eropa serta Washington dan New York.
"Kami di sini untuk mendukung perlawanan Palestina," kata pengunjuk rasa Ahmet Unal di Istanbul, tempat ribuan orang berkumpul, dilansir dari Reuters, Senin, 7 Oktober 2024.
Di Jakarta, ibu kota Indonesia, negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, sedikitnya 1.000 pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul pada Minggu pagi di dekat kedutaan Amerika Serikat (AS) menuntut agar Washington berhenti memasok senjata ke Israel.
Di Sydney, ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul menjelang peringatan 7 Oktober, meneriakkan dan melambaikan bendera Lebanon dan Palestina di tengah banyaknya pengamanan polisi.
Di Rabat, ribuan warga Maroko berbaris, menyerukan penghentian kekerasan di Gaza dan Lebanon, dalam salah satu protes terbesar di negara itu sejak dimulainya perang di Gaza. Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya hubungan diplomatik Maroko dengan Israel.
"Tidak untuk normalisasi, Palestina tidak untuk dijual," teriak para pengunjuk rasa, mengacu pada upaya Maroko membangun hubungan diplomatik dengan Israel.
Selama setahun terakhir, skala pembunuhan dan penghancuran di Gaza telah memicu beberapa demonstrasi global terbesar dalam beberapa tahun, termasuk di AS, dimana para mahasiswa di seluruh universitas AS membuat perkemahan pro-Palestina selama berminggu-minggu di halaman kampus mereka.
Diketahui, operasi militer Israel terhadap Hamas di Gaza telah menewaskan hampir 42.000 warga Palestina. Pasukan Israel bahkan terus menargetkan warga sipil dalam serangannya.
Terlebih saat ini, Israel juga melancarkan serangan udara di pinggiran selatan Beirut untuk melawan kelompok pejuang Hizbullah, dan menewaskan ratusan warga sipil di Lebanon.