Satu Tahun Genosida Israel di Gaza, Legislator Sampaikan Keprihatinan Mendalam
SinPo.id - Anggota DPR RI Sukamta menyampaikan keprihatinan mendalam, atas krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina selama satu tahun terakhir, sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza, pada 7 Oktober 2023.
Pasalnya, konflik tersebut telah menelan banyak korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil, serta menghancurkan infrastruktur penting di Gaza yang semakin memperparah kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
"Setahun telah berlalu, namun penderitaan rakyat Palestina belum berakhir. Lebih dari 60.000 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, telah menjadi korban kebiadaban yang tak berperikemanusiaan," kata Sukamta dalam keterangan persnya, dikutip Senin, 7 Oktober 2024.
"Penghancuran rumah sakit, sekolah, dan fasilitas publik lainnya adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan harus dipertanggungjawabkan," lanjutnya.
Menurutnya, tindakan Israel yang selalu menargetkan warga sipil dalam serangannya merupakan pelanggaran hukum internasional dan dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang yang layak diinvestigasi oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Bahkan Amnesty International dan Human Rights Watch juga telah mengecam keras serangan yang menargetkan warga sipil serta infrastruktur sipil di Gaza. Namun, ia juga mengapresiasi semakin meningkatnya dukungan global terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.
"Dalam setahun terakhir, kita melihat perubahan signifikan dalam opini dunia. Dukungan untuk kemerdekaan Palestina terus tumbuh, terutama di Eropa, yang kini semakin menyadari pentingnya penegakan hak asasi manusia di Palestina," ungkapnya.
Di samping itu, Sukamta juga mendukung penuh gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) yang menyerukan aksi boikot terhadap Israel, sebagai bentuk solidaritas internasional untuk melawan tindakan keji Israel.
Kemudian menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera mengambil langkah nyata guna mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.
"Kita tidak bisa hanya diam. Dunia harus bersatu untuk menuntut keadilan dan menghentikan genosida ini. PBB harus memimpin upaya diplomatik yang lebih kuat untuk mencapai perdamaian dan memberikan perlindungan kepada rakyat Palestina," tutupnya.