SUMBER MIGAS BARU

Temukan Gas dan Kondensat di Sulteng, SKK Migas: Hasilnya Menjanjikan

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 06 Oktober 2024 | 18:35 WIB
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas (SinPo.id/ Dok. SKK Migas)
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas (SinPo.id/ Dok. SKK Migas)

SinPo.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama PT Pertamina EP, menemukan gas dan kondensat hingga 11,871 juta standar kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD), dan 136 barel kondensat per hari (Barrel Condensate per Day/BCPD) dengan bukaan choke 44/64 dan 13,894 MMSCFD, dan 202 BCPD bukaan 52/64. 

Penemuan itu dilakukan saat pengeboran di Sumur Eksplorasi Tedong (TDG)-001, Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

"Gas dan kondesat pada saat pengeboran Sumur TDG-01 DI interval 3, saat dilakukan flow back, dengan hasil yang menjanjikan," kata Kepala Divisi Pengeboran dan Sumuran SKK Migas Surya widyantoro dalam keterangannya, Minggu, 6 Oktober 2024. 

Surya menyampaikan, pengeboran  kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan Drill Stem Test (DST) yang dilakukan pada interval empat. Tujuannya untuk menguji kandungan hidrokarbon di sumur Tedong – 001.

Menurut Surya, sumur yang berlokasi di Sulteng tersebut dapat berkontribusi besar dalam meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia. 

"Dengan hasil yang menjanjikan ini, sumur Tedong diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan potensi cadangan minyak dan gas bumi nasional, serta mendukung upaya peningkatan ketahanan energi Indonesia," tuturnya. 

Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro meyakini, temuan gas dan kondensat di Morowali Utara, Sulteng, itu sebagai temuan yang menjanjikan dengan prospek yang bagus. 

"Ini menunjukkan potensi migas di Sulawesi Tengah, masih bisa terus didapat dengan melakukan eksplorasi," kata Hudi.

Untuk itu, lanjut Hudi, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di tahun 2024 terus melakukan eksplorasi demi meningkatkan lifting dan produksi migas secara nasional dengan cara melakukan eksplorasi dan eksploitasi. 

Hal ini dilakukan agar ketergantungan impor migas Indonesia dapat ditekan hingga terwujudnya ketahanan energi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI