PBB Kutuk Serangan Terhadap Jurnalis di Palestina oleh Pasukan Israel
SinPo.id - Para pakar PBB mengutuk insiden kekerasan, pelecehan, dan intimidasi terhadap jurnalis di Tepi Barat Palestina yang diduduki, yang baru-baru ini meningkat akibat serangan militer mendadak Israel yang dilancarkan pada tanggal 27 Agustus lalu.
"Kami mengecam keras serangan dan pelecehan terhadap jurnalis di Tepi Barat yang diduduki secara ilegal, yang tidak lain merupakan upaya kasar oleh tentara Israel untuk menghalangi pelaporan independen tentang potensi kejahatan perang," kata para pakar tersebut, dilansir dari Anadolu pada Jumat, 13 September 2024.
Para pakar tersebut adalah Irene Khan, pelapor khusus tentang hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, dan Francesca Albanese, pelapor khusus tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki sejak tahun 1967.
Mereka melaporkan sedikitnya tiga insiden pada bulan September di Jenin dan Tulkarm di Tepi Barat, di mana pasukan keamanan Israel menembakkan peluru tajam ke jurnalis atau kendaraan mereka saat meliput operasi militer.
Setidaknya empat jurnalis terluka akibat serangan tersebut, meskipun beberapa dari mereka telah mengenakan jaket atau rompi bertuliskan "Pers" yang diberi tanda dengan jelas.
Sejak 27 Agustus, para pakar PBB mengatakan, sejumlah wartawan, termasuk tim Al Jazeera, telah dihalangi untuk melakukan pekerjaan mereka dan dipaksa melarikan diri karena ancaman dari militer Israel. Militer Israel bahkan menggeledah ponsel mereka dan memaksa mereka untuk menghapus semua gambar liputan.
Setidaknya satu wartawan ditangkap oleh pasukan Israel dan diinterogasi secara sewenang-wenang, sementara banyak wartawan lainnya melaporkan babwa mereka dikejar oleh buldoser yang dioperasikan oleh pasukan keamanan Israel.