Paus yang Diduga jadi Mata-Mata Rusia Ditemukan Tewas di Lepas Pantai Selatan Norwegia

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 08 September 2024 | 10:48 WIB
Paus yang Diduga Sebagai Mata-Mata Rusia Ditemukan Tewas di Lepas Pantai Selatan Norwegia (SinPo.id/AP)
Paus yang Diduga Sebagai Mata-Mata Rusia Ditemukan Tewas di Lepas Pantai Selatan Norwegia (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Seekor paus beluga yang diduga merupakan mata-mata dari Rusia, ditemukan tewas di lepas pantai selatan Norwegia. Namun hingga kini, penyebab kematiannya belum diketahui.

"Benar-benar mengerikan," kata ahli biologi kelautan Norwegia, Sebastian Strand, yang bekerja dengan Marine Mind, dilansir dari Fox News, Minggu 8 September 2024.

"Ia tampaknya dalam kondisi baik hingga (Jumat), jadi kami hanya perlu mencari tahu apa yang mungkin terjadi di sini," imbuhnya.

Pasalnya, paus tersebut telah menjadi selebriti di Norwegia sejak ia ditemukan di Norwegia utara dekat pulau Ingoya pada tahun 2019 lalu. Saat ditemukan, paus tersebut mengenakan tali kekang bertuliskan "Equipment St Petersburg", yang terhubung dengan kamera kecil di punggungnya.

Hvaldimir, begitu orang Norwegia memanggilnya, dengan menggabungkan kata Norwegia untuk paus dan nama Presiden Rusia Vladimir Putin.

Paus tersebut juga sangat cerdas ramah, dan menanggapi isyarat tangan. Bahkan kepribadiannya yang ramah membuatnya dicintai di negara itu. Hvaldimir juga diberi makan dan dipantau oleh pemerintah Norwegia dan dijuluki sebagai Norwegian Orca Survey.

Sehingga kematiannya membuat warga Norwegia terpukul. Karena bagi mereka, Hvaldimir bukan sekadar paus beluga, ia adalah mercusuar harapan, simbol keterhubungan, dan pengingat ikatan mendalam antara manusia dan alam.

Hvaldimir mungkin mati karena sebab alamiah, tetapi kelompok konservasi NOAH dan One Whale telah mengajukan laporan polisi yang mengklaim bahwa ia ditembak.

Sementara Oceanic Preservation Society mengatakan bahwa otopsi akan dilakukan pada Hvaldimir untuk menentukan penyebab kematiannya dalam beberapa minggu ke depan.

"Kami benar-benar terpukul atas berita tersebut, dan sangat sedih bahwa manusia telah gagal menyelamatkan paus kesayangan ini," kata organisasi tersebut di media sosial.sinpo