Adik Ceritakan Rencana Faisal Basri Laksanakan Kateterisasi Jantung

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 05 September 2024 | 11:36 WIB
Karangan bunga membanjiri rumah duka Faisal Basri. (SinPo.id/Tio)
Karangan bunga membanjiri rumah duka Faisal Basri. (SinPo.id/Tio)

SinPo.id - Adik Faisal Basri, Ramdan Malik menceritakan, bahwa pagi ini, ada rencana tindakan kateterisasi yang akan dijalankan pada jantung kakaknya. Namun, tuhan berkehendak lain. 

"Hari ini rencana mau kateter jam 7.30 pagi. Saya sudah bersiap mau ke sana tapi ternyata Subuh tadi sudah tidak ada, "kata Ramdan di rumah duka, Kompleks Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 5 September 2024.

Ramdan juga menjelaskan bahwa ekonom kritis itu sempat masuk ICU untuk menstabilkan kondisi jantung pada Rabu kemarin. Ia pun menyebutkan saudaranya meninggal diduga karena serangan jantung.

Lebih lanjut, Ramdan menerangkna kondisi Faisal sebelum menghembuskan nafas. Faisal sedang berkegiatan di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, menempuh perjalanan tanpa AC selama 6 jam di mobil.

"Jadi gini, Abang itu diundang sama petani Dairi dari Sumatera. Itu kegiatannya hari Rabu pekan lalu. Terus cerita abang sendiri ketika saya besuk hari Senin itu naik mobil tidak ber-AC, buka jendela selama 6 jam perjalanan Dairi itu," kata Ramdan. 

Ketika di Dairi, lanjut Ramdan, Faisal mengaku banyak makan buah durian. Hingga akhirnya kondisi kesehatannya menurun. 

"Terus saya tanya, 'Makan duren?', karena dia penggemar duren, 'Ada festival duren, Dan, banyak makannya'. Terus pulang hari Sabtu udah lemas tapi nggak mau ke dokter. Abang saya agak malas kalau ke dokter kalau nggak sakit sekali," sambungnya.

Faisal lalu dirawat setelah mengaku tidak enak badan. Dan dokter mendeteksi ada penyakit jantung.

"Terus, hari Senin mukanya agak lain, keringat dingin. Lalu dirayu putri satu-satunya, Nabila, anak tengah, bilang, 'Ayo, Ayah, ke dokter' baru mau ke dokter. Kita bawa ke RS Mayapada Kuningan. Lalu ada ada dokter jantung mendeteksi kemungkinan jantung. Jadi mau dikateter, tapi nggak stabil gula maupun ginjal. Jadi masuk ICU dulu deh biar stabil Senin siang. Lalu masuklah ICU. Semalam itu seharusnya sudah mulai membaik, sudah mulai stabil," katanya.

Menurut Ramdan, rencananya Faisal akan dimakamkan pada Kamis sore di pemakaman kawasan Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan. Saat ini, keluarga masih menunggu kedatangan kakak sulung Faisal dari Bangkok.

"Nanti sore, timpa almarhum ayah," kata Ramdan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati direncanakan bakal rumah duka Faisal Basri. Hal itu karena keduanya pernah menjadi Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI. Faisal kala itu menjabat direktur periode 1993-1995, sedangkan Sri Mulyani pada periode 1998-2001.

"Tadi ada protokol Menkeu Sri Mulyani. Baru Mbak Ani (yang akan datang)," kata Ramdan.

Rumah Faisal juga tampak sibuk pada Kamis pagi. Tenda-tenda dan kursi disusun berbaris di pelataran dan sepanjang jalan rumah. Beberapa tokoh, politikus, dan aktivis juga tampak mendatangi kediaman Faisal untuk berbelasungkawa, termasuk karangan bunga terus berdatangan hingga memenuhi pinggir kiri-kanan jalan.

Tampak Wakil Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mirza Adityaswara; Suami Menteri Keuangan (Menkeu RI) Sri Mulyani, Tonny Sumartono; Ekonom, Aviliani; Founder sekaligus Ekonom CORE Indonesia, Hendri Saparini; Eks Menteri ESDM Sudirman Said, hingga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeprno. Menurut Eddy, Faisal Basri adalah Sekjen pertama PAN. 

"Beliau adalah pendiri PAN, beliau juga adalah ekonom yang dikenal dengan datanya yang sangat lengkap, sangat pandai mengolah data, dan orang yang berbicara apa adanya," kata Eddy.

Sebagai informasi, Faisal Basri yang meninggal dunia pada usia 65 tahun adalah ekonom senior yang merupakan mantan Sekjen PAN periode 1998 hingga 2000. Pada Januari 2001, Faisal Basri memutuskan mundur dari PAN.

Pada Pilgub DKI Jakarta 2012 lalu, Faisal Basri maju sebagai calon gubernur (cagub) dengan jalur independen. Namun, ia kalah suara dengan pasangan calon lainnya, yakni Joko Widodo (Jokowi), Fauzi Bowo, dan Hidayat Nur Wahid.sinpo