Unjuk Rasa Berlanjut di India pasca Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter

Oleh: VOA INDONESIA
Senin, 19 Agustus 2024 | 06:08 WIB
India
India

SinPo.id -  Para pekerja medis dan aktivis India terus berunjuk rasa memprotes pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang perempuan, sambil menuntut segera ditegakkannya keadilan dengan berdemo di jalan-jalan di beberapa bagian negara itu, hari Minggu 18 Agustus 2024.

Dokter-dokter di seluruh India berunjuk rasa, mengadakan pawai menyalakan lilin sebagai wujud solidaritas dan menolak melayani pasien nondarurat selama sepekan terakhir setelah pembunuhan seorang mahasiswi pascasarjana kedokteran, sekitar dini hari pada 9 Agustus lalu di Kolkata.

Para pengunjuk rasa perempuan mengatakan insiden di kampus dan rumah sakit R.G. Kar Medical College itu telah menyoroti bagaimana perempuan di India terus menderita, meskipun telah ada undang-undang yang lebih ketat setelah terjadinya kasus pemerkosaan massal dan pembunuhan seorang mahasiswi berusia 23 tahun di sebuah bus yang sedang berjalan di Delhi pada tahun 2012.

Asstha Bajaj, salah seorang pengunjuk rasa yang juga mahasiswi kedokteran, mengatakan, “Ketika kami pergi untuk bekerja di rumah sakit, kami meyakinkan orang tua kami bahwa kami aman, karena kami di rumah sakit. Orang tua kami juga tenang, berpikiran kami aman karena kami di rumah sakit. Tapi zaman sekarang bahkan rumah sakit pun tidak aman dana pa saja bisa terjadi pada Anda di mana pun, kapan pun. Dan kami berkumpul di sini, hari ini untuk menuntut keamanan bagi kami.”

India melakukan perubahan besar terhadap sistem peradilan pidananya, termasuk hukuman yang lebih berat, setelah serangan yang terjadi pada tahun 2012 itu. Akan tetapi, para pegiat mengatakan belum banyak perubahan yang terjadi dan belum cukup banyak langkah yang diambil untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan.

Asosiasi dokter terbesar di negara itu, Asosiasi Medis India, yang aksi mogok kerjanya berakhir pada pukul enam pagi hari Minggu (18/8), mengatakan kepada Perdana Menteri Narendra Modi, karena 60 persen dokter di India adalah perempuan, maka ia perlu campur tangan untuk memastikan staf rumah sakit dilindungi oleh protokol keamanan seperti yang ada di bandara. [rd/ab]sinpo