Serangan Udara Israel Kembali Hantam Bangunan Sekolah, Puluhan Orang Tewas
SinPo.id - Pejabat kesehatan Palestina melaporkan, sekitar 80 warga sipil di Gaza tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam sekolah Tabeen yang menjadi tempat penggungsian bagi 6.000 warga Gaza.
Menurut juru bicara badan Pertahanan Sipil, bangunan sekolah tersebut dihantam oleh tiga rudal sekaligus sebelum matahari terbit, dan ketika orang-orang berkumpul di sebuah masjid di dalam sekolah untuk salat.
"Ada orang-orang yang salat, ada orang-orang yang sedang mandi dan ada orang-orang di lantai atas yang sedang tidur, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua," kata seorang anggota tim penyelamat, Abu Anas, dilansir dari Sky News, Minggu, 11 Agustus 2024.
Casey Harrity dari organisasi Save The Children mengatakan, serangan tersebut merupakan yang terburuk sejak Oktober lalu. Karena kemungkinan jumlah korban bisa mencapai 100 orang mengingat masih banyak tubuh yang terjebak di bawah reruntuhan.
Terlebih serangan rudal tersebut diluncurkan tanpa adanya peringatan. Sedangkan banyak anak-anak dan wanita yang tinggal di bangunan sekolah tersebut dan masih dalam kondisi terlelap.
"Hampir setengah dari populasi Gaza adalah anak-anak. Ada anak-anak yang tinggal di tempat penampungan ini. Kita harus menghentikan serangan terhadap anak-anak," kata Harrity.
"Anak-anak adalah yang paling rentan dalam konflik tersebut. Jika Anda melihat ledakannya, anak-anak tujuh kali lebih mungkin meninggal dalam serangan seperti ini, karena tubuh mereka terlempar lebih jauh, mereka terlempar lebih cepat, tulang mereka bengkok, anggota tubuh mereka terkoyak," imbuhnya.
Menanggapi hal itu, kantor media pemerintah Gaza yang dipimpin Hamas mengatakan, serangan Israel menargetkan orang-orang yang mengungsi saat melakukan salat Subuh. Masalah itu menyebabkan peningkatan cepat dalam jumlah korban.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil Gaza. Serangan itu juga menunjukkan Israel tidak memiliki kemauan politik untuk mengakhiri perang.