Tinjau Pelaksanaan SBMPTN, Sofyan Tan: Ada 1,7 Juta Siswa Tidak Lanjut Perguruan Tinggi
Medan, sinpo.id -
Anggota DPR RI dari Komisi X dr Sofyan Tan menyebutkan ada 1,7 juta siswa yang lulus SMA/SMK tahun ini tidak melanjutkan kuliah. Hal itu disebabkan ada keterbatasan daya tampung di Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS).
Sofyan Tan mengatakan ada 3.272.867 siswa tahun ini yang lulus Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK dan sederajat. Sementara daya tampung PTN yang ada di Indonesia hanya sekitar 500an mahasiswa dan 1juta lebih mahasiswa untuk PTS yang ada di seluruh Indonesia.
"Inilah kondisinya. Ada 1,7juta siswa yang tahun ini lulus UN tidak melanjutkan perguruan tinggi," ungkap Anggota Fraksi PDI Perjuangan Sofyan Tan saat meninjau pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Sekolah Yayasan Sultan Iskandar Muda (YPSIM), Jalan Bakul, Medan Sunggal, Sumut, Selasa (8/5/2018).
Harus diakui angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi untuk Indonesia masih 31,5%. Berada di bawah Malaysia (37%), Thailand (51%) dan Singapura (81%). Itu artinya hanya 31,5% masyarakat usia produktif di Indonesia yang merasakan pendidikan tinggi.
Untuk mengatasinya, pemerintah tidak bisa serta merta berlomba-lomba mendirikan PTS ataupun melakukan peralihan status dari PTS ke PTN. Apalagi moratorium pendirian perguruan tinggi masih berlaku.
Menurut Sofyan Tan yang perlu ditingkatkan adalah kualitas pendidikan vokasi yang siap kerja tanpa harus mengecap pendidikan tinggi. Pemerintah saat ini sedang gencar membenahi SMK agar lulusannya bisa siap pakai dan mampu berwirausaha mandiri serta menciptakan lapangan pekerjaan. Harus diakui lulusan SMK saat ini menjadi penyumbang terbesar pengangguran yakni 23 persen atau sekitar 1,6 juta dari total jumlah pengangguran Rp 7juta.
Pemerataan kualitas pendidikan SMK dengan menciptakan ruang praktek yang baik, sarana prasana pelatihan yang berkualitas harus dilakukan. Guru-guru SMK harus punya kualitas yang baik terkait kemampuan dan keahliannya masing-masing. Agar siswa lulusan SMK bisa lebih unggul dan mampu melahirkan banyak entrepreneur muda.
Kurangi Jalur Undangan
Dalam kesempatan itu, Sofyan Tan meminta agar setiap PTN mengurangi kuota mahasiswa yang masuk melalui jalur undangan. Karena sudah terbukti banyak mahasiswa yang melalui jalur undangan memiliki indeks prestasi (IP) yang lebih rendah daripada mahasiswa hasil SBMPTN.
"Saya sudah marah-marah ke Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi saat paparan soal ini. Kenapa kuota jalur undangan masih belum turun, padahal jelas rata-rata IP mahasiswa jalur undangan banyak di bawah 3," ungkapnya.
Menurunkan kuota mahasiswa yang masuk PTN melalui jalur undangan penting dilakukan selama belum ada seleksi yang ketat terhadap siswa yang dianggap layak mendapatkannya. Setidaknya dapat memberikan kesempatan dan menambah kuota bagi calon mahasiswa jalur SBMPTN.
Saat ini jumlah peserta ujian SBMPTN 2018 seluruh Indonesia 860.001 orang. Sementara jumlah kursi tersedia 135.013 di seluruh PTN. Jumlahnya masih sangat kecil dibanding peminatnya.
Untuk Sumut jumlah pesertanya terbanyak kedua yakni 63 ribu lebih.
"Sumut nomor dua terbesar setelah DKI Jakarta," ujarnya.
Koordinator Utama Lokasi Ujian SBMPTN di YPSIM Dr Miswar Budi Mulya MSi menyebutkan proses ujian berjalan lancar. Seluruh peserta yakni 1.060 orang hadir mengikuti ujian meski ada beberapa peserta yang datang terlambat.
Dia meyakini dengan sistem ujian yang telah dilakukan, semua antisipasi terkait perjokian dapat dihilangkan. Begitu juga dengan kebocoran soal dan kecurangan lainnya diyakini tidak ditemukan.