Pak Jokowi, Ternyata Pungli di Jalanan Tambah Banyak..

Laporan:
Selasa, 08 Mei 2018 | 15:34 WIB
Presiden Joko Widodo melakukan silaturahmi dengan para sopir truk, di Istana Negara/Foto: Istimewa
Presiden Joko Widodo melakukan silaturahmi dengan para sopir truk, di Istana Negara/Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Pemerintah dalam beberapa waktu terakhir sempat menyatakan 'perang' terhadap pungutan-pungutan liar yang dilakukan sejumlah oknum terhadap sopir truk maupun bus yang melintas di beberapa kawasan.

Kala itu ribuan oknum dari berbagai lembaga maupun preman-preman terjaring dalam operasi berantas pungli. Sekian lama berlalu, bukannya hilang ataupun setidaknya berkurang, ternyata pungli kian banyak terjadi.

Setidaknya itu yang disampaikan para sopir truk saat bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Selasa (8/5/2018).

Awalnya, Jokowi menanyakan hal tersebut kepada para sopir truk yang hadir dalam silaturahmi tersebut. Apakah masih ada pungli-pungli di jalan, atau sudah tidak ada?

"Jalan kita masih banyak pungli enggak sih? tanya Jokowi.

Mereka pun kompak langsung menjawab bahwa pungli masih sering terjadi. "Masih," jawab sopir truk serempak.

Mendengar masih sering terjadinya pungli, Jokowi sempat diam beberapa saat, lalu kembali bertanya, apakah pungli tersebut masih banyak atau tambah banyak terjadi?

"Tambah banyak," jawab sopir truk kompak.

Para sopir pun kemudian satu per satu menyampaikan keluhannya. Menurut mereka, pungli di jalanan paling banyak dilakukan oleh preman. Pungli ini terjadi di lintas Sumatera mulai dari Aceh hingga Lampung.

Ada juga yang mengeluhkan pungli oleh preman di Samarinda-Balikpapan. Bahkan, pungli oleh preman ini juga terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya, seperti di Marunda dan Cakung-Cilincing.

"Kita lewat warung wajib bayar, kalau gak bayar kaca pecah, kalau enggak golok sampai di leher, kalau tidak ban kita disobek, itu siang bolong," kata salah satu sopir.

Selain oleh preman, ada juga yang mengeluhkan pungli oleh aparat polisi hingga petugas dinas perhubungan. Biasanya, pungli ini terjadi karena muatan truk yang berlebih.

"Pak polisi biasanya baik-baik, kalau Pak polisi mintanya kecil, kalau dishub dengan ancaman kalau tidak bayar nanti mobil ditahan, dikandangi," kata seorang sopir truk.

"Kita enggak tahu batas bawah dan batas atas gimana, biar kita enggak overload, biar enggak diminta sama dishub," tambahnya.

Presiden Jokowi berjanji akan langsung menindaklanjuti keluhan para sopir truk. Kepala Negara memerintahkan Wakapolri Komjen Syafruddin dan Menteri Perhubungan Budi Karya yang hadir dalam pertemuan itu untuk segera bertindak.

Ia juga mengaku kaget dengan banyaknya pungli ini. Sebab, selama ini tidak ada laporan serupa yang masuk kepadanya dari pejabat terkait.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI