Lukman Edy Sebut Cak Imin Singkirkan Kewenangan Kiai di PKB
SinPo.id - Mantan Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Edy menilai, ketidakharmonisan PKB dengan PBNU karena Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyingkirkan kewenangan Dewan Syuro yang berisi para kiai, dalam mengambil keputusan partai.
Penghapusan kewenangan Dewan Syuro itu terjadi saat PKB menggelar Muktamar di Bali pada 2019 lalu.
"Kalau dulu, mandatori dari Muktamar PKB itu Dewan Syuro. Dewan Syuro lah yang memberikan persetujuan kalau ingin mengangkat ketum siapa, si A, B, atau C. Tapi, semenjak Muktamar di Bali itu, sebagian besar kewenangan Dewan Syuro dihapus di dalam AD/ART. Sehingga, kita tidak melihat lagi peran dewan syuro itu," kata Lukman Edy di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Juli 2024.
Selain itu, lanjut Lukman, Cak Imin juga sangat mudah merombak dewan pimpinan wilayah (DPW) hingga dewan pimpinan cabang (DPC), tanpa sebuah musyawarah.
Hasil Muktamar di Bali, tutur Lukman, telah menjadikan kepemimpinan PKB tersentralistik pada Cak Imin.
"Bukan saja menentukan kebijakan kebijakan partai yang strategis, tapi bahkan bisa memberhentikan DPW, bisa memberhentikan DPC, tanpa ada musyawarah, tanpa ada musyawarah wilayah maupun musyawarah cabang. Bahkan bisa menegasikan hasil musyawarah cabang dan hasil musyawarah wilayah. Jadi, kewenangan tersentralisasi di ketua umum," kata Lukman.
Oleh karena itu, menurut Lukman, sangat wajar bila ada anggapan Cak Imin bersikap otoriter dalam mengurus partai. Padahal, PKB lahir dari rahim NU dan tidak bisa melepas peran para ulama.
"PKB itu ruhnya adalah di ulama. Ruhnya PKB itu adalah di kiai. Sejarah pembentukan PKB itu ya sejarah dibentuk oleh PBNU, dibentuk oleh para kiai. Tim Lima itu terdiri dari para kiai. Jadi, ruh dari PKB itu adalah para kiai," kata Lukman.